REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah akan seriusi Sirkuit Palembang di Sumatra Selatan (Sumsel) untuk menghelat MotoGP. Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi mengatakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) memang lebih siap untuk menggelar balapan MotoGP di Palembang ketimbang Sirkuit Sentul di Jawa Barat (Jabar).
"(Sirkuit Palembang) tetap kami pelajari. Mereka (Pemprov Sumsel) sedang mempersiapkan," kata Imam saat ditemui di Kemenpora, Jakarta, Rabu (20/7).
Imam mengatakan meski Dorna Sport selaku pemegang lisensi MotoGP Internasional belum memberikan persetujuan Sirkuit Palembang, akan tetapi, pemerintah tetap serius sebagai tuan rumah MotoGP.
Balapan MotoGP di Indonesia sudah dipastikan tak bakal dihelat pada tahun mendatang. Meskipun rencana semula, Indonesia resmi mendapat jatah penyelenggaraan MotoGP selama tiga musim (dari 2017 sampai 2019), tapi Dorna membatalkan penyelenggaraan tersebut untuk musim pertama karena Indonesia belum punya sirkuit yang layak.
Rencananya, Sirkuit Sentul menjadi tempat perdana aksi balapan internasional itu di Indonesia. Namun, sirkuit milik usahawan Hutomo Mandala Putra itu lamban melakukan renovasi lintasan dan veneu agar memenuhi standard Federasi Motor Internasional (FIM).
Pun pengelola, belum merampungkan master plan penyelenggaraan. Padahal renovasi dan master plan sudah dimintakan hampir setahun lalu.
Meski Sirkuit Sentul dipastikan batal, Juru Bicara Kemenpora, Gatot Dewa Broto mengatakan Indonesia tetap punya komitmen menjadi tuan rumah Moto GP. Namun perlu memundurkan waktu pelaksanaannya. Kata dia, majunya Pemprov Sumsel mengambil alih tuan rumah Moto GP Indonesia menjadi bukti keseriusan menjadi tempat utama gelaran tersebut.
Hanya, Gatot mengatakan, jika Dorna menyetujui Sirkuit Palembang, itu berarti MotoGP akan dimulai pada 2018. Pun tetap mengambil jatah pelaksanaan selama tiga musim berturut-turut sampai 2020 mendatang. "Pemprov Sumsel siap untuk mengambil alih (tuan rumah). Tapi dengan memundurkan musim pertama menjadi 2018," kata Gatot.