REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Tim sepak bola DKI Jakarta melayangkan protes kepada PB Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX soal jumlah pemain profesional tim Jawa Tengah yang dinilai melanggar regulasi.
"Perlu diketahui oleh media, kami mengajukan protes terkait pertandingan DKI Jakarta melawan Jawa Tengah pada 16 September kemarin," kata Sekretaris Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI DKI Jakarta Muchlas Rowi di Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Ahad (18/9).
Muchlas menjelaskan, protes dilayangkan sehari setelah pertandingan DKI Jakarta melawan Jawa Tengah yakni Sabtu (17/9). Protes terkait dimainkannya empat pemain profesional dari tim sepak bola Jawa Tengah yakni Ricky Gajrin Saputar, Septian David Maulana, Heru Setyawan, dan Haudi Abdullah.
"Kami memiliki data lengkap, Heru Setyawan yang didaftarkan sebagai pemain amatir padahal pemain profesional dan bermain di Persita Tanggerang," katanya.
Ia mengatakan, mengacu pada ketentuan pertandingan untuk final Grup A PON XIX Jawa Barat, mengenai ketentuan jumlah maksimal pemain tiga orang pemain profesional dalam satu lapangan.
Menurutnya, Heru Setyawan yang merupakan pemain profesional tetapi tidak didaftarkan sebagai pemain profesional.Muchlas menyayangkan sikap PB PON dan Panitia Pelaksana, ketika pihaknya meminta pergantian pemain, tidak disetujui, hingga akhirnya Tim DKI Jakarta harus bermain dengan 18 orang atlet. Sementara tim lainnya dapat bermain dengan 22 orang pemain.
"Protes kami telah ditolak, menyatakan Heru Setyawan sah. Tidak hanya itu, aturan menyebutkan jumlah pemain profesional di lapangan hanya tiga, tetapi Jateng memainkan empat, Bali dan Jabar juga empat," katanya.Meski protes yang diajukan Tim Sepak Bola DKI ditolak oleh Dewan Hakim PB PON, Muchlas mengaku akan mengajukan banding.