REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG - Pebulutangkis tunggal putra Djarum Kudus, Andre Kurniawan Tedjono, tampil membela salah satu klub di Liga Bulu Tangkis Jerman.
Ketua PB Djarum Kudus, Yoppy Rosimin ketika dihubungi dari Semarang, Senin, mengatakan yang bersangkutan dikontrak salah satu klub di sana untuk tampil pada liga bulu tangkis di negara tersebut.
Menurut dia, hasil kontrak klub di Jerman tersebut menjadi milik sepenuhnya dari Andre Kurniawan Tedjono. "Klub (PB Djarum Kudus) hanya mmengetahui dan menyetujui saja, nilai kontrak semuanya menjadi milik atlet yang bersangkutan," katanya.
Ia mencontohkan, hal tersebut seperti saat di Indonesia menggelar Liga Super di Surabaya, Jatim, beberapa waktu lalu, klub Djarum Kudus, misalnya, mengontrak tunggal putra Denmark, Peter Gade.
Maka, lanjut dia, hasil kontrak tersebut menjadi milik Peter Gade sedangkan Djarum Kudus sifatnya hanya memberitahukan kepada klub tempat Gade bernaung (di Denmark) bahwa pemain ini dikontrak Djarum.
Menurut dia, kontrak Andre Kurniawan dengan klub di Jerman untuk satu musim kompetisi tetapi pada saat kejuaraan nasional (kejurnas) bulu tangkis di Riau, November 2011, yang bersangkutan tampil atas nama Djarum Kudus.
"Saat kejurnas digelar di Riau mendatang, Liga Bulu Tangkis di Jerman sedang libur sehingga Andre bisa tampil membela Djarum pada kejurnas tersebut," katanya menegaskan.
Andre Kurniawan Tedjono yang kini menempati rangking 106 dunia tersebut beberapa waktu lalu gagal menjadi juara pada kejuaraan bulu tangkis di Belgia setelah dikalahkan tunggal putra Prancis, Brice Leverdez dengan angka 7-21,21-13, 11-21.
Ia menambahkan, Andre Kurniawan juga tidak bisa tampil pada kejuaraan bulu tangkis "Indonesia Grand Prix Gold" di GOR Palaran, Samarinda, Kalimantan Timur, 27 September hingga 2 Oktober 2011.
Menurut dia, untuk tunggal putra Djarum Kudus hanya menurunkan Bandar Sigit Pamungkas, Andreas Adityawarman, dan lain sebagainya yang langsung maju ke babak utama. Sementara itu untuk tunggal putri menurunkan Fransiska Ratnasari yang menjadi unggulan kedelapan, Ana Rovita, sedangkan Maria Kristin Yulianti akhirnya tidak jadi turun karena kondisi cederanya belum sembuh 100 persen. Kemudian Rosaria Yusfin Pungkasari, Febby Angguni, Yeni Asmarani, dan lain sebagainya harus melalui babak kualifikasi karena peringkat dunianya masih jauh.