Selasa 04 Nov 2014 16:03 WIB

PBSI Bentuk Parameter Fisik Atlet Pelatnas Cipayung

Parameter fisik atlet pelatnas Cipayung.
Foto: PBSI
Parameter fisik atlet pelatnas Cipayung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Bukan hanya menetapkan standar fisik atlet yang akan bergabung ke Pelatnas Cipayung, PP PBSI juga telah mengatur parameter fisik atlet penghuni pemusatan latihan nasional tersebut. Fisik pemain pelatnas prestasi dan potensi kini bakal dipantau secara berkala dengan standar yang sudah baku.

PP PBSI memang makin giat membina pebulu tangkis terbaik negeri ini demi terpenuhinya prestasi dan target yang telah ditetapkan. Salah satu upaya memenuhi target tersebut adalah dengan menata sebuah acuan dan parameter fisik atlet pelatnas. Kondisi fisik dan stamina atlet bulu tangkis menjadi sebuah faktor penting yang menentukan performa di lapangan.

PP PBSI telah menetapkan pembobotan kriteria atlet pelatnas berupa kemampuan teknik, taktik dan strategi sebesar 50 persen, disusul fisik sebesar 30 persen, serta mental 20 persen. Adapun parameter fisik tersebut dinilai dari lima komponen berupa endurance (ketahanan), strength and conditioning (kekuatan), speed (kecepatan), flexibility (fleksibilitas) serta coordination (koordinasi).

“Atlet pelatnas harus dipersiapkan fisiknya jelang mengikuti turnamen. Fisik atlet harus tahan untuk mengikuti dua atau tiga turnamen berturut-turut, harus bisa konsisten. Misalnya setelah mengikuti All England, atlet harus siap fisiknya untuk langsung bertanding di Swiss Open. PBSI harus punya parameter seperti ini,” kata Basri Yusuf, Kepala Bidang Pengembangan PP PBSI.

“Dengan adanya parameter fisik ini, PBSI telah menciptakan sistem dan standar yang baku,” tambah Basri.

Terkait dengan penetapan parameter ini, tiap atlet akan memiliki catatan yang Disebut rapor atlet pelatnas. Rapor ini akan merangkum seluruh pencapaian atlet (performance analysis) di tiap turnamen, berikut lima jenis test fisik setiap bulannya, mulai dari target hingga hasil yang didapat.

“Saat ini, tim pelatih harus memaksimalkan performance analysis, karena hal ini sangat penting, dimana negara-negara lain sudah lama menerapkan sistem ini secara terpadu. Misalnya Tiongkok yang sudah lama memanfaatkan teknologi di bulutangkis,” kata Rexy Mainaky, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI.

“Contohnya saat Anggia Shitta Awanda/Della Destiara Haris mengalahkan pasangan nomor satu dunia asal Cina, Bao Yixin/Tang Jinhua, Cina pasti langsung meneliti kekalahan tersebut. Tantangan untuk kita, apakah kalau bertemu lagi, Anggia/Della bisa menang?” ujar Rexy

 Dengan terciptanya parameter fisik atlet pelatnas, maka PP PBSI berharap dapat mempersiapkan atlet semaksimal mungkin jelang pengiriman ke sebuah turnamen. Parameter fisik atlet pelatnas ini juga merupakan salah satu syarat bagi seorang atlet, apakah ia layak atau tidak untuk berangkat ke sebuah turnamen. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement