REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Pelatih pasangan ganda putri Indonesia, Edwin Iriawan, menyayangkan apa yang terjadi pada Nitya Krishinda Maheswari.
Saat rubber gim di pertandingan melawan Reika kakiiwa/Miyuki Maeda pada ajang babak penyisihan Grup B Turnamen BWF Superseries Finals 2014 di Dubai kemarin (17/12), kakinya tiba-tiba kram. Pertandingan harus dihentikan saat skor masih 8-6.
Di laga pertama, pasangan Indonesia itu sebenarnya punya peluang untuk menang. Sayangnya, pasangan Jepang bisa menyamakan kedudukan di gim kedua hingga harus diselesaikan lewat rubber gim.
"Kondisi Nitya memang tidak memungkinkan untuk melanjutkan pertandingan. Sebetulnya peluang menang sudah terbuka, apalagi sudah 20-18 di game kedua. Tapi sayang, harus rubber game dan di game ketiga kaki Nitya kram," ucapnya, seperti yang dilansir dari situs resmi PBSI, Kamis (18/12).
Sementara pasangan Nitya, Greysia Polii mengakui meski tidak ada cedera serius, kondisi rekannya itu memang kurang baik. Di gim ketiga, kata dia, Nitya sudah mengeluh sakit di kakinya. Namun, mereka ingin tetap mencoba. Pasalnya, mereka melihat Maeda di pihak lawan pun tengah mengalami hal sama pada lengannya.
"Di atas kertas, kami memang lebih unggul dari Kakiiwa/Maeda. Namun, di setiap pertandingan kan tidak hanya butuh teknik dan mental, tetapi juga fisik," ucapnya dalam pemberitaan yang sama.
Agaknya, kondisi fisik pemain ini terpengaruh gaya pertarungan kedua pasangan ganda yang memang sengit. Pertandingan kemarin dipenuhi dengan reli panjang yang bisa mencapai 105 pukulan. Total durasi laga pun mencapai 92 menit.