REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Novak Djokovic menorehkan prestasi gemilang di Australia Terbuka tahun ini. Kini ia mengantongi lima gelar juara di kompetisi tersebut setelah menumbangkan rivalnya, Andy Murray, dengan skor 7-6, 6-7, 6-3, 6-0, dalam waktu satu jam 39 menit.
Lawan tandingnya, Murray, menjadi runner up untuk keempat kalinya pada kompetisi Australia Terbuka. Petenis asal Inggris itu sudah tiga kali gagal menaklukan Djokovic di final dalam kompetisi yang digelar di Melbourne itu. Ya, Murray memang petenis terbaik di negaranya, tapi lain hal di kancah dunia. Rangking satu dunia yang melekat pada diri Djokovic, memang tak sekadar angka belaka. Terbukti, Murray yang berada di rangking empat dunia, amat kewalahan menerima pukulan-pukulan Djokovic.
Kini, lewat kemenangannya di Australia Terbuka ini, Djokovic ternyata juga sudah meraih delapan gelar Grand Slam sepanjang karirnya. Tak hanya itu, dalam 13 pertandingan terakhirnya, Djokovic hanya mengalami kekalahan satu kali. Sementara, Murray baru menyimpan dua gelar Grand Slam dari delapan final Grand Slam yang ia telah lewati. Empat gelar di antaranya gagal ia rebut saat di Australia.
"Selamat kepada Novak, ia punya rekor yang fantastis dan memang benar-benar pantas untuknya," kata Murray usai pertandingan, seperti dikutip dari BBC, awal Februari lalu.
Petenis yang sudah berusia 27 tahun ini mengaku akan berupaya lebih keras lagi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik di 2016 mendatang. Barang kali, lanjut dia, ia cuma belum bisa menang saja karena boleh dibilang ia cukup konsisten menembus final Grand Slam sepanjang karirnya. "Saya akan kembali tahun depan dan meraih hasil yang berbeda di final," tutur Murray.
Dalam duel dua pemain tersebut, Murray sebenarnya memiliki peluang untuk merebut tiga set, tapi sayangnya kesempatan itu dipendam dalam-dalam oleh Djokovic. Padahal, Djokovic tampak mudah diserang karena masalah cedera di pergelangan kaki masih menghantuinya.
Di tengah pertandingan, sempat ada kekhawatiran yang merasuki pelatih Djokovic, Boris Becker. Sebab, Djokovic sempat terjatuh beberapa kali, sehingga dibutuhkan waktu untuk minum agar bisa mengembalikan staminanya. Murray terheran, tak biasanya Djokovic bermain dengan stamina seperti itu. Apalagi, seperti yang terjadi pada AS Terbuka September lalu, Murray selalu tak bisa mengimbangi stamina Djokovic di set terakhir.
Usai pertandingan, Djokovic menyatakan saat ini persaingan empat petenis besar yang masuk ke dalam semi final Grand Slam makin ketat. Empat petenis besar itu, Djokovic sendiri, Andy Murray, Rafael Nadal, dan Roger Federer. Menurut dia, dari sisi kemampuan, gep di antara empat pemain itu mulai menyempit.
Namun, lain halnya dengan petenis di luar empat pemain tersebut, seperti Milos Raonic, Grigor Dimitrov, dan Kei Nishikori. Bagi Djokovic, empat petenis ini masih jauh untuk mematahkan dominasi empat petenis besar yang selama ini selalu menjadi bintang. "Mereka memang menantang, tapi masih belum jika melihat kualitas main para pemenang Grand Slam," kata petenis asal Serbia ini.
Ia pun mengakui, tahun lalu sempat muncul nama baru seperti Stan Wawrinka dan Marin Cilic. Tapi, dua nama tersebut masih sangat baru dan muda. "Mereka masih harus bekerja keras untuk bisa sampai ke Grand Slam," ujar dia.
Djokovic pernah mendapatkan kekalahan empat set ketika melawan Nadal di final Australia Terbuka pada 2012. Kedua petenis terus bersikeras memberikan perlawanan, sehingga pertandingan selesai dalam waktu lima jam 53 menit. Total waktu ini menjadi rekor terpanjang yang pernah dimainkan dalam Australia Terbuka dan final Grand Slam. Saat itu Nadal kalah. "Ini Grand Slam, bermain hingga menuntut kinerja fisik secara maksimal, dan itu lebih sulit," ujar dia.
Ya, Djokovic malah kegirangan jika lawannya lebih tangguh dan memberikan perlawanan yang lebih kuat. Namun, ia juga sempat dikalahkan oleh Nadal, dalam Monte-Carlo Rolex Masters 2012 lalu. Kemenangan atas Djokovic ini menjadi yang pertama bagi Nadal sejak 2010. Nadal pun menang lagi melawan Djokovic dalam final Rome Masters Tournament.
Lawan-lawan Djokovic, seperti Federer dan Nadal, sudah mengantongi 17 dan 14 gelar juara Grand Slam masing-masing. Sedangkan Murray dua kali. Namun, bagi Djokovic, "Ini adalah generasi kita."
Ia yakin tiga pesaingnya itu bisa membuat dirinya memiliki kualitas permainan yang lebih baik lagi karena ketatnya persaingan. "Sehingga saya mengerti apa yang perlu dilakukan untuk meningkatkan permainan, untuk melampaui mereka," tutur dia.