REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia pernah mengalami puncak kejayaan olahraga bulu tangkis. Sebut saja sejumlah pebulu tangkis Indonesia yang berprestasi di kancah dunia seperti Susi Susanti, Rudy Hartono, Liem Swi King dan lainnya.
Prestasi Indonesia cukup meredup beberapa tahun belakangan. Dalam diskusi bertajuk Kebangkitan Klub Bulu Tangkis di Indonesia: Jalan Strategis Menuju Olimpiade Rio 2016, tokoh pebulu tangkis Indonesia Justian Suhandinata turut memberikan sejumlah masukan untuk bulu tangkis Indonesia.
Pertama, sistem perekrutan atlet bulu tangkis untuk masuk dalam Pusat Latihan Nasional (Pelatnas). Mekanisme perekrutan atlet harus lebih transparan, adil dan profesional. "Jangan sampai Pelatnas diisi oleh atlet-atlet yang tidak berhak," kata Justian di Jakarta, Selasa (3/3).
Pelatih klub juga diminta jangan salah mengimpelementasikan ambisi. Pelatih klub jangan memaksakan anak asuh masuk Pelatnas jika dinilai belum layak. Pun memperketat kriteria penerimaan atlet. Mengingat belum lama ini terungkap ada pula atlet yang memalsukan usia.
Catatan kedua menurut Justian yakni perihal revolusi mental para atlet. Menurut Ketua Umum Klub Bulu tangkis Tangkas itu, atlet harus berkarakter terutama mental juara. Hal itu juga diamini legenda bulu tangkis Indonesia Rudy Hartono.
Menurutnya tugas besar saat ini membuat atlet memiliki karakter juara yang harus selalu ditekankan dalam latihan. "Kalau hari ini kamu mampu latihan kira-kita 45 menit, upayakan kalau sudah sudah 1 tahun misalnya, bisa 1 jam. Kalau mau juara dunia, disiplin, fokus dan tekun," ujar Rudy.