Senin 05 Oct 2015 20:50 WIB

Soal Pencurian Umur Atlet, PBSI: Pengawasan Diperketat

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Bilal Ramadhan
Humas PBSI, Yuni Kartika
Foto: PBSI
Humas PBSI, Yuni Kartika

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua atlet yakni Zoelvanka Andriansyah dan Ghea Kamahamas Pratama Putra diberi sanksi oleh PBSI, karena telah memalsukan usia. Keduanya pun dilarang mengikuti kejuaraan bulutangkis yang diselenggarakan atau direkomendasikan PBSI baik di tingkat provinsi maupun kabupaten.

Kasubid Humas dan Sosial Media PP PBSI, Yuni Kartika, juga membenarkan keduanya telah mencuri umur dengan memudakan umur dalam surat pernyataan atlet bersangkutan. Padahal menurut Yuni, kedua atlet tersebut pernah meraih juara dalam turnamen Sirkuit Nasional.

Kemungkinan, keduanya bisa menang lantaran mereka bermain di kelas yang lebih muda dan secara kekuatan mereka lebih unggul. “Zoelvanka memalsukan data lebih muda 1 tahun dikenai sanksi 2 tahun, sedangkan Ghea nyolong 2 tahun dikenakan sanksi 4 tahun,” kata Yuni kepada Republika, Senin (5/10).

Dari delik aduan yang dilaporkan kepada PBSI, terdapat 125 atlet yang diduga mencuri umur. Pengaduan biasa datang dari klub-klub. Menurut Yuni, tidak jarang antar klub suka mengadukan ada atlet yang mencuri umur di klub lainnya. Sementara tahun ini, baru kedua anak tersebut yang terbukti mencuri umur.

Sebelumnya tahun lalu, PBSI pernah memberikan kesempatan untuk melakukan pemutihan dalam jangka waktu 3 bulan. Di mana, atlet yang memalsukan data diminta mengaku dengan sendirinya kepada PBSI.

Dengan demikian, atlet yang berani jujur akan dibebaskan dari sanksi dan selanjutnya mereka akan bermain di usia yang sebenarnya. Saat itu, Yuni mengatakan cukup banyak atlet yang akhirnya mengaku. Namun untuk kasus dua atlet ini, PBSI yang membuktikan sendiri bahwa keduanya telah memalsukan usia.

Ia berharap, sanksi ini bisa membuat efek jera bagi atlet yang hendak berniat mencuri umur. Ke depan, screening data atlet harus lebih ketat, karena atlet umumnya sudah terbiasa mengikuti kejuaraan.

PBSI juga menurutnya akan mengeluarkan peraturan, agar pihak yang menuduh ada pencurian umur untuk membuktikan sendiri bahwa tertuduh memang melakukan pencurian umur. “Biasanya antar klub suka saling menuduh mencuri umur, saling mencurigai. Nanti mereka harus membuktikan dulu, karena biaya membuktikan ini mahal,” imbuhnya.

Selain itu, ia juga menekankan agar pemain yang hendak masuk klub harus mengadakan perjanjian untuk tidak mencuri umur. Hal ini dimaksudkan sebagai langkah pencegahan. Karena pencurian usia menurut Yuni, membuat kualitas kejuaraan menurun, karena mereka yang menang tidak sesuai usia lawan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement