REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatih ganda putri, Eng Hian, menjadikan ajang BCA Indonesia Open Superseries Premier (BIOSSP) 2017 sebagai ajang untuk melakukan evaluasi enam bulanan.
Evaluasi ini untuk menentukan apakah para pemain ganda putri bisa bertahan menjadi penghuni Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) PBSI di Cipayung, Jakarta Timur.
“Indonesia Terbuka ini akan menjadi evaluasi enam bulanan di ganda putri, terutama pemain-pemain senior,” kata Eng Hian dikutip dari laman resmi PBSI, Sabtu (10/6).
Untuk itu, Eng Hian menegaskan dia memberikan target untuk bisa berprestasi di kejuaraan tersebut kalau masih mau berlanjut di pelatnas PBSI.
Empat pasangan ganda putri senior pelatnas akan berjuang di babak utama BIOSSP 2017. Della Destiara Haris/Rosyita Eka Putri Sari kini memiliki rangking tertinggi dibandingkan rekan-rekannya di pelatnas, yaitu peringkat 15 dunia.
Pada babak kedua, Della/Rosyita kemungkinan akan bertemu dengan wakil Cina unggulan keenam, Luo Ying/Luo Yu. Tiga pasangan senior lainnya akan menghadapi pasangan-pasangan terbaik dunia di babak pertama dan kedua. Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani berpeluang berjumpa pasangan unggulan Korea, Jung Kyung Eun/Shin Seung Chan. Pasangan Greysia Polii/Apriani Rahayu berpotensi menghadapi unggulan ketiga Korea, Chang Ye Na/Lee So Hee kalau berhasil melewati babak pertama.
Lain lagi dengan Rizki Amelia Pradipta/Tiara Rosalia Nuraidah, yang sudah harus berhadapan dengan ganda putri utama Thailand, Puttita Supajirakul/Sapsiree Taerattanachai, di babak pertama.
"Saya akan lihat apakah mereka bisa melewati babak tersebut,” kata Eng Hian.
Pada awal 2017, Eng Hian memang pernah menetapkan sejumlah kriteria dan target bagi para penghuni pelatnas ganda putri senior. Hal itu ditetapkan untuk mereka bisa bertahan menjadi anggota timnas di pelatnas PBSI Cipayung.