REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Ingatan menyakitkan masih segar di benak petenis putri Jerman Angelique Kerber, yang telah mengalami kemalangan di Prancis Terbuka lima pekan lalu. Itulah gambaran menyedihkan dari Kerber saat dia memulai pertandingan di Wimbledon, banyak pakar khawatir dia akan mendapatkan kemalangan ganda tersingkir dari putaran pertama Paris-London pada hari Selasa (4/7) atau sehari ketika dia diberi kehormatan untuk membuka prosesi di lapangan tengah karena absennya sang juara bertahan Serena Williams.
Beruntung bagi Kerber, dia membuktikan bahwa prediksi tersebut salah dengan kemenangan 6-4, 6-4 atas petenis kualifikasi asal AS Irina Falconi. Namun, cara dia menang melawan lawan yang belum pernah memenangkan pertandingan di Wimbledon dalam empat kunjungan sebelumnya dan berada di peringkat ke 247, tidak akan berbuat banyak untuk mengatasi keyakinan bahwa Kerber tidak mungkin mengulang perjalanan spektakulernya 2016 saat dia finis sebagai runner-up.
"Bermain putaran pertama di grand slam selalu sulit, terutama dengan kenangan pertandingan putaran pertama saya di Paris," kata Kerber kepada wartawan setelah kemenangan pertamanya di turnamen grand slam sejak tertunduk di putaran keempat Australia Terbuka pada Januari.
Semusim setelah memanaskan dunia tenis dengan memenangkan dua gelar grand slam dan menjadi runner-up Serena Williams di All England Club, petenis berusia 29 tahun itu mengakui bahwa menjalani di posisi puncak bukanlah perjalanan yang mudah. "Ada lebih banyak harapan, lebih banyak tekanan, dari saya, dari luar, dari segalanya," kata Kerber, yang berperingkat nomor satu dunia.