REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir menerima kenyataan kembali gagal meraih gelar perdana turnamen bulu tangkis Denmark Terbuka. Mereka dalam edisi 2017 ini hanya mampu sampai putaran semifinal. Selama berpasangan, diketahui belum sekalipun mereka mampu menyabet gelar juara di negeri Nordik ini di mana capaian terbaik pasangan ini maksimal adalah menjadi runner-up dalam empat edisi yakni 2012, 2013, 2014 dan 2015.
Bermain di Odense Sports Park, Odense, Denmark, Sabtu (21/10), Tontowi/Liliyana dijegal pasangan Hong Kong Chung Man/Tse Ying Suet dalam pertarungan empat besar berdurasi 33 menit dengan skor 16-21, 18-21, demikian dilaporkan laman Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF). Tontowi/Liliyana sebenarnya tampil cukup baik, serangan-serangan yang mereka lancarkan ke arah pertahanan Tan/Tse terus membuahkan angka hingga sempat membuat mereka memimpin 10-6 pada gim pertama.
Sayangnya, Tontowi/Liliyana membuat banyak kesalahan sendiri dan celah ini dimanfaatkan oleh duet Hong Kong untuk memperoleh momentum memberikan tekanan balik. "Di gim pertama sudah enak, kami leading 10-6, tapi setelahnya, beberapa pengembalian kami salah, malah banyak mengangkat kok, jadi diserang terus oleh lawan. Ini momennya lawan bangkit, seharusnya kami bisa lebih tenang dan tidak mengikuti permainan lawan," kata Liliyana dalam pernyataannya.
Alasan ketenangan juga diungkapkan oleh Tontowi sebagai faktor penyebab hasil minor mereka dari pasangan yang dinilainya memiliki kualitas pukulan yang tidak terlalu istimewa. "Saya juga yang terlalu menggebu-gebu, jadi pukulannya tidak terarah dan sudah ketebak lawan. Kami mencoba bangkit, tetapi selisih poin sudah terlalu jauh," kata Tontowi.
Hasil ini sendiri membuat Tang/Tse memperbaiki catatan rekor pertemuan dengan pasangan peraih medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016 ini menjadi 1-1, sekaligus membalas kekalahan pada pertemuan sebelumnya di Hong Kong Terbuka 2016, yang dimenangkan Tontowi/Liliyana menang straight game dengan skor 23-21, 21-14.
Dalam turnamen berlabel Super Series Premier ini sendiri, Indonesia hanya mampu mengamankan satu tiket final yang datang dari "perang saudara" empat besar ganda putra antara pasangan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dan Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi.