Ditulis oleh Wisnu Budi Waluyo, salah satu admin di Akun Bulu Tangkis Badmintalk*
REPUBLIKA.CO.ID, Indonesia sukses besar dalam gelaran BWF World Junior Championships (WJC) 2017 yang berlangsung di Yogyakarta, 9-22 Oktober. Dari sisi penyelenggaraan, bisa dikatakan WJC tahun ini merupakan salah satu yang terbaik sepanjang gelaran turnamen terbesar di level junior ini. Hal ini pun diakui Badminton World Federation (BWF).
Bagaimana tidak, para atlet dan ofisial dimanjakan dengan fasilitas lengkap, venue yang representatif dan dipenuhi penonton, ditambah dengan antusiasme dan keramahtamahan warga kota gudeg. Selain itu, partisipasi negara-negara peserta menjadikan WJC tahun ini sebagai kejuaraan dunia junior dengan peserta terbanyak di mana setidaknya 60 negara ambil bagian dalam kejuaraan ini.
Sebagai tuan rumah, Indonesia tak hanya sukses dalam penyelenggaraan, tetapi juga sukses dari sisi prestasi. Di event beregu atau Suhandinanta Cup, tim beregu campuran junior Indonesia memang harus puas di posisi kelima setelah di babak perempat final kalah dari Cina. Namun, di individual event atau Eye-Level Cups, junior Indonesia sukses menggondol dua emas melalui Gregoria Mariska Tunjung di nomor tunggal putri dan Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari di nomor ganda campuran.
Tak hanya itu, Indonesia merupakan negara dengan wakil terbanyak di babak final, bahkan terjadi all Indonesian final di nomor ganda campuran di mana Rinov/Pitha memenangkan 'perang saudara' atas Rehan Naufal Kusharjanto/Siti Fadia Silva Ramadhanti.
Di sektor ganda putri, Jauza Fadhila Sugiarto/Ribka Sugiarto raih medali perak setelah di babak final kalah dari wakil Korea, Baek Ha-na/Lee Yu-rim. Indonesia keluar sebagai juara umum dengan dua emas, dua perak, dan satu perunggu yang diperoleh.
Akhir Manis Kiprah Junior Gregoria
Keluarnya Gregoria sebagai juara dunia junior tahun ini bagai pelepas dahaga di tengah sepinya prestasi tunggal putri Indonesia. Meskipun "hanya" gelar di level junior, namun Gregoria mengembangkan asa dan harapan bagi Indonesia.
Bagaimana pun, Gregoria adalah masa depan tunggal putri di mana seniornya seperti Fitriani dan Hanna Ramadhini belum juga menunjukkan konsistensinya. Perjuangan Gregoria di WJC 2017 pun patut mendapatkan kredit tersendiri. Ia selalu menyumbangkan poin setiap kali diturunkan di event beregu. Jalan terjal pun harus dilalui srikandi asal Wonogiri ini untuk bisa berdiri di podium tertinggi.