REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto telah menandatangani peraturan menteri perindustrian (Permenperin) Nomor 3 Tahun 2017 yang memuat aturan pendidikan kejuruan berbasis industri. Sebagai bentuk implementasi dari peraturan tersebut, Kemenperin akan segera meluncurkan program Link and Match yang bertujuan untuk mempertemukan tenaga kerja dengan kebutuhan industri.
Airlangga menuturkan, pihaknya telah menunjuk sejumlah industri untuk melakukan pembinaan dan pengembangan terhadap sekolah kejuruan yang berada di sekitar lokasi tempat industri tersebut berada. Untuk tahap awal, peluncuran program Link and Match akan dilakukan di Jawa Timur dengan melibatkan 50 perusahaan dan 261 SMK. "Dengan asumsi setiap SMK akan melibatkan 200 siswa, maka jumlah tenaga kerja yang dapat diserap industri ada 52.200 orang," ujar Airlangga, melalui keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Senin (13/1).
Menurut Airlangga, sejumlah proyek percontohan yang berbentuk kerja sama antara SMK dan industri sudah mulai dilakukan. Sebagai contoh, PT Petrokimia Gresik sudah bekerja sama dengan tujuh SMK di Jawa Timur, kemudian kerja sama antara PT Astra Honda Motor dengan sembilan SMK di Banten dan Sulawesi Selatan.
Menurut Menperin, banyak sekolah kejuruan di Indonesia yang kekurangan guru bidang studi produktif. Jumlah mereka yang hanya sekitar 22 persen dinilai amat kurang untuk menunjang keterampilan siswa. Sementara, konsep pendidikan kejuruan mengharuskan bobot kerja praktek harus lebih tinggi daripada belajar teori di dalam kelas.
Oleh karenanya, Airlangga berharap industri dapat memainkan peran besar dalam upaya memajukan pendidikan vokasi di Indonesia agar lulusan SMK memiliki keterangan yang cocok dengan kebutuhan dunia kerja. "Kami harapkan satu industri bisa menggandeng minimal lima SMK. Bahkan kalau ada industri yang bisa bangun politeknik akan kami berikan insentif," ucap Menperin.
Ia mengatakan, perusahaan yang terlibat dalam program Link and Match juga mendapatkan manfaat karena akan memiliki pasokan tenaga kerja terlatih secara berkelanjutan. Sedangkan, siswa magang dapat memperoleh pengalaman kerja secara langsung dan upah selama mengikuti program.
Sementara itu, Kemenperin juga memiliki program pelatihan sertifikasi kompetensi dan penempatan kerja di wilayah Jawa Timur. Dengan demikian, jika ditambah dengan 4.500 peserta program tersebut, Airlangga memprediksi akan ada 600 ribu calon tenaga kerja baru pada 2019 yang siap diserap industri.