Kamis 02 Mar 2017 09:09 WIB

PBB Kirim Makanan untuk 114 Ribu Orang di Sudan Selatan

Peta wilayah Sudan Selatan
Foto: IST
Peta wilayah Sudan Selatan

REPUBLIKA.CO.ID, PBB, NEW YORK -- Sejak kelaparan diumumkan pada 20 Februari di beberapa bagian Sudan Selatan, PBB dan mitranya telah mengirim makanan buat hampir 114.000 orang di seluruh empat lokasi di Kabupaten Mayendit.

PBB juga telah mengirim makanan untuk hampir 25.500 orang di dua lokasi di Kabupaten Koch. Saat ini, tiga tim bergerak tanggap-darurat dikerahkan ke seluruh Kabupaten Leer untuk mengirim makanan buat hampir 48.500 orang, dan pengiriman bantuan lain direncanakan ke Koch dan Panyiajar dalam beberapa hari ke depan, kata Juru Bicara PBb Stephane Dujarric dalam taklimat harian di Markas Besar PBB, New York, AS, Rabu (1/3).

"Pada saat yang sama, saat bantuan makanan telah ditingkatkan, beberapa tim telah dikerahkan ke enam daerah penting untuk melakukan campur tangan penting perlindungan anak, kebersihan dan kesehatan, air, kesehatan, gizi," kata Dujarric.

"Vaksinasi kolera disiapkan di Leer, Mayendit dan Panyiajar," kata Juru Bicara PBB tersebut, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau di Jakarta, Kamis (2/3) pagi.

Kelaparan telah diumumkan di beberapa wilayah Negara Bagian Unity di bagian tengah-utara Sudan Selatan, negara paling muda di dunia. Pengumuman resmi itu berarti rakyat sudah mulai meninggal akibat kelaparan.

Tiga tahun perang saudara telah berkecamuk di negara yang kaya akan minyak tersebut setelah Sudan Selatan memperoleh kemerdekaan dari Sudan pada akhir salah satu konflik yang berkecamuk paling lama di Afrika. Lonjakan kerusuhan sejak Juli 2016 makin menghancurkan produksi pangan, termasuk daerah yang sebelumnya stabil.

Inflasi yang tersebar luas, naik jadi 800 persen dari tahun-ke-tahun, dan kegagalan pasar juga telah melanda daerah yang biasa mengandalkan pasar untuk memenuhi kebutuhan pangan. Penduduk kota juga berjuang untuk menangani lonjakan harga kebutuhan makanan pokok.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement