Sabtu 16 Aug 2025 20:41 WIB

Sebelas Lagi Meninggal Kelaparan di Gaza Termasuk Sepasang Saudara

Israel menggencarkan serangan udara di Kota Gaza.

Warga Palestina berjuang untuk mendapatkan sumbangan makanan di dapur umum di Kota Gaza, Jalur Gaza utara, Sabtu, 16 Agustus 2025.
Foto: AP Photo/Jehad Alshrafi
Warga Palestina berjuang untuk mendapatkan sumbangan makanan di dapur umum di Kota Gaza, Jalur Gaza utara, Sabtu, 16 Agustus 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Kementerian Kesehatan di Gaza melansir 11 orang mati kelaparan di wilayah tersebut dalam 24 jam. Di antara yang syahid adalah sepasang saudara yang meninggal dunia pada hari yang sama.

Kantor berita WAFA melaporkan pada Sabtu bahwa jumlah korban jiwa akibat kampanye kelaparan yang dilakukan oleh pasukan pendudukan Israel di Jalur Gaza telah meningkat menjadi 251 orang, termasuk 108 anak-anak. 

Baca Juga

“Rumah sakit di Gaza mencatat 11 kematian dalam waktu 24 jam, termasuk seorang anak, karena kekurangan gizi akut,” kata Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Gaza Munir al-Bursh. Dia mengatakan bahwa 40.000 bayi di wilayah tersebut menderita kekurangan gizi parah.

Sejak 2 Maret, Israel telah menutup semua penyeberangan ke Gaza, melarang masuknya bantuan kemanusiaan, membuat Jalur Gaza mengalami kelaparan meskipun truk-truk bantuan menumpuk di perbatasannya. Israel mengizinkan dalam jumlah terbatas yang tidak memenuhi kebutuhan minimum warga Palestina yang kelaparan.

Baru-baru ini, Program Pangan Dunia PBB memperingatkan bahwa “sepertiga penduduk Gaza (dari sekitar 2,4 juta warga Palestina) belum makan selama beberapa hari.”

photo
Warga Palestina berjuang untuk mendapatkan sumbangan makanan di dapur umum di Kota Gaza, Jalur Gaza utara, Sabtu, 16 Agustus 2025. - ( AP Photo/Jehad Alshrafi)

Korban terkini karena kelaparan tersebut adalah saudara kandung berusia 16 dan 25 tahun, yang meninggal pada hari yang sama. Kelaparan masih terus terjadi karena titik distribusi makanan, yang menjadi andalan sebagian besar warga Palestina, tidak beroperasi. Dapur makanan tempat orang mendapatkan makanan sehari-hari sudah tidak beroperasi lagi.

Aljazeera melaporkan, warga Palestina mempertaruhkan hidup mereka untuk pergi ke pusat bantuan yang dijalankan oleh GHF bentukan AS dan Israel yang terkenal kejam. Para pencari makanan berisiko ditembak karena mereka ingin memberi makan keluarga mereka. 

Sebagian besar truk yang masuk adalah truk komersial dan harga makanan sangat mahal. Warga Palestina tidak punya pilihan selain melihat anak-anak mereka meninggal karena kekurangan gizi dan kelaparan.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement