Jumat 03 Mar 2017 11:47 WIB

Kiai Didin Hafidhuddin: 6 Indikator Syukur

Prof Dr KH Didin Hafidhuddin MS (kiri).
Foto: Dok SBBI
Prof Dr KH Didin Hafidhuddin MS (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR --  Sekolah Bosowa Bina Insani (SBBI)  menggelar syukuran hari ulang tahun (HUT) ke-44 Bosowa  Group.  Acara yang diadakan di Masjid Al-Ikhlas, Kampus  Bosowa Bina Insani, Bogor, Jawa Barat, Jumat (24/2/2017) sore itu diikuti oleh pengurus Yayasan Bosowa Bina Insani (YBBI), serta seluruh guru dan supporting SBBI, mulai dari jenjang KB-TK, SD, SMP dan SMA.

“SBBI  yang berada di bawah naungan Yayasan Bosowa atau Bosowa Foundation adalah bagian dari Bosowa Goup, . Karena itu,sudah sepantasnya Sekolah Bosowa Bina Insani menggelar acara syukuran HUT ke-44 Bosowa Group yang jatuh pada bulan Februari 2017. Ini merupakan wujud syukur kepada Allah SWT,” kata Direktur Penddikan Sekolah Bosowa Bina Insani (SBBI) Sudirman.

Acara syukuran itu diisi dengan tausiyah oleh Prof Dr KH Didin Hafidhuddin MS. “Kalimat syukur sangat strategis nilainya. Kalimat syukur merupakan  kekuatan yang tidak bisa sembarang orang melakukannya,” tutur mantan ketua umum Baznas itu.

KH Didin lalu mengupas QS Al-Ahqaf ayat 15, yang artinya, “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo’a: “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri ni’mat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.”

Berdasarkan ayat Alquran Surah Al-Ahqaf ayat 15 tersebut, kata Kiai Didin, ada enam indikator syukur.  Pertama, semakin dekat kepada Allah, makin banyak sujud dan memohon kepada Allah.

Kedua, kata Kiai Didin, berbuat baik kepada orang tua. Baik orang tua masih hidup, maupun orang tua sudah meninggal dunia.

Ketiga, Kiai Didin melanjutkan, hidup semakin bermanfaat, semakin banyak kesalehan sosial yang bermanfaat bagi masyarakat dan diredhai Allah SWT.

Keempat, kata Kiai  Didin, berpikir ke masa depan, mendidik kader masa depan yang saleh.

Kelima, selalu bertobat, membersihkan hati dan pikiran. “Adapun indikator keenam adalah lingkungan pergaulan dan persahabatannya adalah dengan sesama Muslim dan orang-orang saleh,” papar guru besar IPB Bogor itu.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement