Jumat 17 Mar 2017 13:36 WIB

Pembangunan Rumah Sakit di Myanmar Direalisasikan Tahun Ini

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Agus Yulianto
Presidium MER-C, Sarbini Abdul Murad
Foto: Republika/ Musiron
Presidium MER-C, Sarbini Abdul Murad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla  menginstruksikan kepada Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), Palang Merah Indonesia (PMI), dan Aliansi Kemanusiaan Untuk Myanmar agar segera merealisasikan pembangunan rumah sakit di Rakhine State, Myanmar. Pembangunan rumah sakit tersebut rencananya akan dilaksanakan pada 2017 ini.

"Kata Pak Wakil Presiden satu tahun harus selesai. Akhir bulan ini kita kirim tim ke sana. Tim teknis untuk mempelajari mulai dari mencari kontraktornya, melakukan MoU, dan stakeholdernya," ujar Presidium MER-C Sarbini Abdul Murad di istana wakil presiden, Jumat (17/3).

Sarbini menjelaskan, pembangunan rumah sakit rencananya dimulai pada April 2017, tapi pada 24 Maret 2017 akan dilakukan launching atau peluncuran dimulainya proyek tersebut. Nantinya, rumah sakit ini, akan dibangun dua lantai dan dapat menampung sekitar 2.000 orang.

Anggaran pembangunan rumah sakit ini sebesar Rp 30 miliar terdiri dari Rp 10 miliar dari PMI, kemudian Rp 10 miliar dari MER-C, dan Rp 10 miliar dari lainnya. "Rp 30 miliar itu untuk rumah sakit dan alat kesehatannya, tapi kalau rumah sakit saja sekitar Rp 18 miliar," kata Sarbini.

Sarbini mengatakan, seluruh tenaga medis yang mengisi rumah sakit tersebut berasal dari Myanmar. Rencananya, mereka akan diundang ke Indonesia untuk diberikan pelatihan dan berinteraksi dengan dokter-dokter yang ada di Tanah Air. Tujuannya yakni agar para tenaga medis dari Myanmar tersebut bisa melihat harmonisasi hubungan antar umat beragama di Indonesia dan menjadi pelajaran sangat berharga bagi mereka ketika kembali di negaranya.

Menurut Sarbini, rumah sakit merupakan suatu tempat yang netral dan menjadi tempat berkumpulnya masyarakat lintas agama, serta lintas status sosial untuk berinteraksi. Dengan demikian diharapkan antara masyarakat muslim dan masyarakat budha dapat menerima satu sama lain. "Rumah sakit adalah satu-satunya lembaga yang sangat efektif untuk menuju kearah sana," kata. ya

Sebelumnya, Indonesia telah membangun enam sekolah di Myanmar. Kali ini, Indonesia berkomitmen untuk membangun rumah sakit dan memberdayakan pasar-pasar di Myanmar. Menurut Sarbini, pembangunan rumah sakit, sekolah, dan pasar tidak akan menimbulkan resistensi karena dibutuhkan oleh masyarakat. Tak hanya itu, upaya ini juga merupakan pendekatan soft diplomacy dari Indonesia ke Myanmar.

Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir mengatakan, selain membangun rumah sakit, Indonesia juga akan membentuk program untuk community development di bidang pendidikan, kesehatan, kehidupan ekonomi sehari-hari, serta disaster management. Dalam waktu dekat, Indonesia akan melakukan peluncuran dua program yakni rumah sakit dan community development.

Pembangunan ini merupakan bentuk nyata dari Indonesia yang tidak hanya sekadar memberikan bantuan, tapi juga ikut membantu rehabilitasi dan community development. Fachir menjelaskan, dana yang digelontorkan untuk community development dan program pembangunan pasar sebesar 2 juta dolar AS. Menurutnya, Indonesia ingin mengadakan dialog lintas agama di Myanmar dengan membawa komunitas budha, islam, dan nasrani dari Indonesia dalam waktu dekat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement