REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Menteri Perdagangan Korea Selatan (Korsel) Joo Hyung-hwan mengeluhkan sikap Cina terhadap perusahaan Korsel kepada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Sikap Cina tersebut merupakan aksi pembalasan setelah Amerika Serikat (AS) menyebarkan sistem antirudal di Korsel.
"Kami telah memberitahu WTO bahwa Cina telah melanggar perjanjian perdagangan," ujarnya pada saat konferensi pers Senin (20/3). Joo mengatakan keluhan itu muncul sejak pekan lalu setelah Cina memberlakukan pembatasan pada perusahaan Korea Selatan di sektor pariwisata dan distribusi. Hal ini karena AS menyebarkan sistem Terminal High Altitude Area Defense (THAAD), yang merupakan sistem antirudal untuk menangkal serangan rudal dari Korea Utara.
Cina merasa terancam dengan adanya sistem antirudal tersebut. Cina menilai, pengerahan THAAD di semenanjung Korea sebagai pendahulu dari sebuah sistem pertahanan misil Amerika yang lebih besar di kawasan tersebut.
Kekhawatiran Cina tersebut kemudian menimbulkan sentimen publik hingga merambah ke dunia bisnis. Beberapa perusahaan Korsel yang berkembang di Cina kini dibatasi pemasarannya. Bahkan hingga ada aksi demonstrasi di jalan untuk menolak produk-produk dari Korsel. Selain itu Pemerintah Cina juga sudah melarang wisatawan dari Cina untuk berkunjung ke Korsel, dilansir laman Reuters.