Rabu 29 Mar 2017 14:59 WIB

Stok Beras untuk Ramadhan tak Butuh Tambahan Impor

Rep: Halimatus Sa'diyahSt/ Red: Nur Aini
Stok beras di gudang Bulog Divre Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Stok beras di gudang Bulog Divre Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Aliansi Petani Indonesia, Muhammad Nuruddin, memastikan stok beras saat ini mampu mencukupi kebutuhan pangan untuk bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri. Ia memperkirakan, petani seluruh Indonesia telah memproduksi sekitar 30 juta ton beras pada musim panen lalu.

"Beras saat ini produksinya sudah bagus. Sudah bisa mencukupi kebutuhan nasional jelang puasa dan lebaran," ujar Nuruddin, saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (29/3).

Menurutnya, saat ini ada 13 juta hektare lahan persawahan yang produktif di Indonesia. Nuruddin menyebut, panen terjadi merata di semua daerah penghasil beras di Indonesia. Kalaupun terjadi gagal panen akibat serangan hama, persentasenya tak sampai tiga persen.

Hanya saja, kata dia, panen yang terjadi saat musim hujan membuat harga tukar di tingkat petani menjadi rendah. Ini terjadi karena gabah yang dipanen memiliki kadar air yang lebih tinggi sehingga kualitasnya turun. "Ini faktor musiman yang membuat harga gabah anjlok," kata Nuruddin.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita memastikan pemerintah tak akan mengimpor beras untuk memenuhi kebutuhan pangan selama bulan Ramadhan dan hari raya. Ia meyakini produksi beras dalam negeri mampu mencukup kebutuhan nasional.

Enggar menyebut beberapa provinsi seperti Jawa Timur, Jawa Barat, dan Sulawesi Selatan memiliki kelebihan stok beras. Meski demikian, ada juga provinsi lain yang kekurangan stok beras. Karenanya, surplus beras di satu provinsi dapat disalurkan ke provinsi lain yang kekurangan. Hal yang sama, kata Mendag, juga akan dijalankan untuk komoditas pangan yang lain. "Beras sudah pasti tidak impor," ujar Enggar, di Auditorium Kementerian Perdagangan, Rabu (22/3). "Paling yang kita impor itu daging dan gula."

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement