REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) mendorong pemanfaatan teknologi informasi dalam pengelolaan data pangan melalui integrasi data layanan pemerintah dengan standardisasi tata kelola data dan interoperabilitas sesuai dengan amanat Perpres Nomor 39 tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia. Hal tersebut disampaikan Plt Sekertaris Utama NFA Sarwo Edhy dalam peluncuran Portal Satu Data Pangan yang dilaksanakan di Kantor NFA, Jakarta, Selasa (26/11/2024).
"Peluncuran portal satu data pangan bertujuan memperkuat koordinasi antarinstansi pemerintah dalam menyediakan data pangan yang akurat, relevan, dan dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat," kata Sarwo, dalam keterangan resmi NFA, dikutip pada Rabu (27/11/2024).
Ia menerangkan, ini merupakan tonggak penting dalam mewujudkan visi pemerintahan yang terbuka dan transparan, sejalan dengan upaya mendukung percepatan pencapaian swasembada pangan Indonesia. Dengan adanya portal yang dapat diakses melalui satudata.badanpangan.go.id, Badan Pangan Nasional memberikan kemudahan bagi pemerintah, pelaku industri, hingga masyarakat untuk mengakses informasi terkait ketahanan pangan, distribusi bahan pangan, serta tren konsumsi dan produksi pangan di Indonesia.
Hal ini, lanjut Sarwo, sesuai dengan arahan Kepala NFA Arief Prasetyo Adi yang ingin memperkuat ketahanan pangan nasional dengan membangun data dan informasi yang dapat dijadikan dasar dalam pengambilan kebijakan, perencanaan program, dan analisis pasar yang lebih tepat sasaran.
"Tidak lupa kami (NFA) mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung terbangunnya portal satu data pangan ini, saran dan masukan dari semua pihak sangat kami harapkan demi lebih sempurnanya portal satu data pangan yang telah kami bangun,’’ tambahnya.
Kepala Pusat Data dan Informasi NFA, Kelik Budiana menyampaikan Portal satudata.badanpangan.go.id sudah terintegrasi dengan portal Satu Data Indonesia (SDI). Sehingga memudahkan masyarakat luas untuk bisa mengakses melalui fasilitas lo ol unduh berupa file csv maupun json (Application Programmer Interface).
"Keberadaan portal ini sangat penting dalam menciptakan sistem informasi yang tidak hanya cepat tetapi juga valid, yang pada gilirannya akan mengoptimalkan keputusan strategis untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya data pangan yang terintegrasi dan mendukung pencapaian swasembada pangan,’’ ucap Kelik.
Sarwo menyampaikan, dengan data yang lebih akurat dan akses yang lebih terbuka, pemerintah dapat lebih sigap dalam merespons dinamika ketahanan pangan, baik pada tingkat nasional maupun daerah.
"Portal ini juga menjadi sarana penting untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pemantauan dan pengawasan sektor pangan, mendukung upaya swasembada pangan yang berkelanjutan, serta memastikan ketersediaan pangan yang cukup dan merata di seluruh wilayah Indonesia,’’ ujarnya.