REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Negara di berbagai belahan dunia memberi tanggapan baik terkait model Islam Nusantara ala Indonesia. Karena itu, masyarakat Indonesia diharapkan tetap bisa membuat Islam Nusantara, terjaga.
"Diharapkan Islam yang demikian ini juga bisa selalu terjaga di Indonesia, Islam yang sudah diajarkan oleh para pendahulu, dari zaman wali songo sampai sekarang, dengan cara Islam yang damai," ujar Ketua PBNU, Kiai Marsudi Syuhud saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (2/4).
Kiai Marsudi mengatakan, dengan konsep dakwah Islam Nusantara maka setiap orang akan lebih menaruh simpati terhadap Islqm daripada dakwah dengan cara kekerasan. "Kalau dengan damai orang simpati, kalau dengan kekerasan orang antipati. Antipasti, orang tidak akan mendekat dengan Islam," ucapnya.
Menurut dia, Islam Nusantara banyak mendapatkan tanggapan baik dari berbagai negara. Tidak hanya di Uni Eropa, tapi juga di Amerika, Australia, dan belahan dunia lainnya. Karena itu, PBNU kerap diajak untuk menularkan model Islam di negara-negara tersebut.
Salah satunya, seperti terselenggaranya acara Konferensi Internasional Islam Nusantara di Belanda yang menghasilkan Piagam Den Haag. Piagam yang berjudul "Islam Nusantara untuk Perdamaian, Keadilan dan Persaudaraan Seluruh Umat Manusia" ini dideklarasikan dan ditandatangani pada 29 Maret 2017 dalam acara malam kebudayaan berjuluk Nusantara Night.
Kiai Marsudi menjelaskan, PBNU ke depannya juga akan terus membuat program khusus dengan negara-negara Uni Eropa untuk menularkan Islam Nusantara. Hal ini lantaran banyaknya pertanyaan tentang Islam yang damai. Karena, kata dia, saat ini banyak negara Islam yang kini tidak damai. "Inklud di dalamnya ini juga untuk menanggulangi terorisme di berbagai negara itu," katanya.