REPUBLIKA.CO.ID,Sumedang -- Waduk Jatigede yang merupakan waduk terbesar kedua di Indonesia setelah Waduk Jatiluhur dengan kapasitas tampungan sebesar 979,5 juta meter kubik (m3), saat ini sudah beroperasi penuh. Waduk ini pun sudah memberikan manfaat bagi petani.
Areal persawahan yang mendapatkan jaminan pasokan air dari Waduk Jatigede sudah mencapai potensi optimal yakni 90 ribu hektare lahan yang tersebar di Indramayu, Majalengka serta Cirebon. Berdasarkan rilis yang diterima oleh Republika, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan keberadaan Waduk Jatigede sangat diharapkan masyarakat.
Kkhususnya masyarakat di Pantura Jawa seperti Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Sumedang untuk irigasi, pengendali banjir, pembangkit listrik, dan air baku masyarakat. Dikarenakan, ketersediaan air di hilir DAS Cimanuk semakin langka pada saat musim kemarau tiba.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Imam Santoso usai mendampingi rombongan Menteri SDA Cina Chen Lei berkunjung ke Waduk Jatigede, Jumat (7/4), menyatakan, seluruh fungsi dari Waduk Jatigede sudah berjalan secara optimal sesuai rencana pembangunan.
"Dari hasil kunjungan, Menteri SDA China menyatakan puas dengan hasil pembangunan Waduk Jatigede yang selesai tepat waktu dan beroperasi dengan baik. Selain untuk keperluan irigasi, juga untuk kebutuhan air baku sebesar 3.500 liter per detik. Selain itu akan menjadi penghasil listrik sebesar 110 megawatt (MW) yang saat ini dalam tahap pembangunan," ujar Imam.
Waduk Jatigede juga telah berfungsi sebagai pengendali banjir ketika hujan tiba, yakni dengan mengendalikan aliran air sungai Cimanuk sehingga tidak melebihi kapasitas.
Sementara itu Menteri SDA Cina Chen Lei mengatakan, Bendungan Jatigede merupakan pilot project kerjasama antara Indonesia dan China dalam pembangunan bendungan. "Saya yakin kerja sama serupa dalam bidang sumber daya air seperti pembangunan Bendungan Jatigede, akan bisa berlanjut," ujar Chen Lei.
Dalam kunjungan tersebut Menteri SDA Cina didampingi jajarannya, antara lain Direktur Jenderal Kerja Sama Internasional, Sains dan Teknologi Liu Zhiguang dan Direktur Jenderal Irigasi, Drainase dan Air Bersih Perdesaan Wang Aiguo.
Sementara turut mendampingi dari Kementerian PUPR, Kepala Pusat Bendungan Ni Made Sumiarsih, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung Charisal Akdian Manu, Kepala Satuan Kerja Non Vertikal (SNVT) Pembangunan Bendungan BBWS Cimanuk-Cisanggarung Harya Muldiyanto dan Kasubdit Data dan Informasi Ditjen SDA Ismail Widadi.
Diketahui, Bendungan Jatigede dibangun dengan biaya sekitar 467 juta dolar AS dari dana APBN termasuk pinjaman dari Pemerintah Cina. Waduk Jatigede diharapkan dapat dimanfaatkan sepenuhnya oleh masyarakat disekitar waduk khususnya dan masyarakat Jawa Barat pada umumnya dan dapat meningkatkan intensitas tanam khususnya padi di Daerah Irigasi Rentang yang tentunya akan meningkatkan ketahanan pangan kita secara nasional.