REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap petugas polisi di Champs-Élysées, Paris, Kamis (20/4). Serangan di kawasan wisata bersejarah itu menyebabkan dua petugas tewas dan satu lainnya luka-luka.
Kelompok teroris tersebut mengeluarkan sebuah pesan melalui kantor berita Amaq yang mengatakan bahwa penyerang adalah salah satu militan ISIS. Penyerang dinyatakan tewas, namun belum diidentifikasi secara publik.
Presiden Prancis François Hollande mengatakan, satu warga terluka saat terjadi baku tembak antara polisi dan penyerang. Kesaksian sejauh ini mengindikasikan bahwa serangan tersebut merupakan aksi teror.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Prancis Pierre-Henri Brandet mengatakan, dalam sebuah konferensi pers, seorang pria keluar dari mobilnya dan mulai menembaki sebuah mobil polisi dengan senjata otomatis sekitar pukul 21.00 waktu setempat.
Penyerang tersebut terus menembaki polisi saat dia berusaha melarikan diri dari tempat kejadian, namun ia tewas oleh polisi dalam baku tembak itu.
Kantor jaksa Paris mengatakan, investigasi atas serangan teror tersebut telah dilakukan. Polisi Paris memberitahu warga setempat bahwa daerah sekitar Avenue des Champs-Élysées telah diisolasi selama penyelidikan berlangsung.
Seperti dilansir ABC News, Champs-Élysées adalah jalan raya ikonik yang populer di kalangan turis. Tempat ini memiliki bioskop, pertokoan, restoran dan di salah satu ujungnya ada Arc de Triomphe.
Insiden tersebut terjadi saat Prancis sedang menyambut pemilihan presiden yang akan digelar pada Ahad (23/4) mendatang. Beberapa kandidat utama membatalkan kampanye yang dijadwalkan pada Jumat (21/4).
Baca juga, Pasukan Irak Terlibat Bentrok Sengit dengan ISIS di Mosul.