REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap petugas polisi di Champs-Élysées, Paris, Kamis (20/4). Serangan di kawasan bersejarah tersebut menyebabkan dua petugas tewas dan satu lainnya luka-luka.
Jaksa Paris Francois Molins mengatakan, pelaku telah diidentifikasi. Namun penyidik masih mencaritahu apakah dia memiliki kaki tangan.
Surat perintah penangkapan yang dikeluarkan polisi setelah serangan tersebut, memperingatkan ada seseorang yang berbahaya datang ke Prancis dengan kereta api dari Belgia pada Kamis. Tidak jelas apakah pria itu adalah penyerang atau terkait dengan penembakan tersebut.
Seorang sumber dari kepolisian mengatakan, petugas menggeledah rumah penyerang yang tewas di sebuah kota di sebelah timur Paris.
Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Prancis Pierre-Henry Brandet menyebut, beberapa saat setelah pukul 21.00, satu unit kendaraan berhenti di samping sebuah mobil polisi yang terparkir. "Seorang pria keluar dan menembaki kendaraan polisi, menewaskan seorang polisi," katanya, Kamis, (29/4).
Prancis mendapati serentetan serangan militan sejak 2015. Serangan teroris membunuh lebih dari 230 orang dalam dua tahun terakhir.
Baca juga, Penembakan di Paris Tewaskan Polisi dan Terduga Pelaku.