REPUBLIKA.CO.ID,PARIS -- Legenda Juventus yang kini menangani Timnas Prancis Didier Deschamps mengingatkan bekas klubnya agar tidak meremehkan AS Monaco. Juventus ditakdirkan bertemu Monaco di semifinal Liga Champions.
Keduanya akan bertemu pada 4 Mei di kandang Monaco dan sepekan kemudian di kandang Juventus. "Monaco kini menjadi tim penuh kejutan. Saya yakin Juventus tak mau menyepelekan kekuatan Monaco," kata Deschamps, dikutip dari Football Italia, Sabtu (22/4).
Sebagai bekas pemain dan pelatih Juventus, Deschamps paham betul Bianconeri musim ini dibentuk untuk memenangkan Liga Champions. Terakhir kali Juventus memenangkan Liga Champions pada 1996 lalu saat Deschamps masih membela klub asal Kota Turin itu.
Secara itungan di atas kertas, Juventus lebih unggul dari Monaco menurut Deschamps. Apalagi Juventus punya motivasi tinggi untuk membayar kegagalan di final 2015 lalu.
Tapi pemain muda yang mendominasi skuad Leonardo Jardim menurut Deschamps patut diwaspadai. Terutama yang harus diperhatikan Juventus, kata Deschamps, adalah pergerakan striker 18 tahun Kylian Mbappé. Mbappe menjadi aktor penting Monaco dalam menyingkirkan Borussia Dortmund di babak perempat final.
Deschamps paham betul dengan kualitas striker yang kini dalam incaran Real Madrid dan Paris Saint Germain tersebut. Deschamps akhir Maret lalu lalu baru saja memberikan jatah debut buat Mbappe di timnas Prancis. "Saya memanggil lima pemain muda Monaco buat Prancis. Semuanya berbahaya terutama Mbappe," ujar Deschamps.
Deschamps adalah legenda yang sangat loyal buat Juventus. Ia dulu bermain di Juventus sejak 1994 sampai 1999. Bekas gelandang timnas Prancis itu memenangkan tiga Scudetto buat La Vecchia Signora, satu Liga Champions, satu Piala Intertoto dan satu Copa Italia.
Sebagai pelatih, Deschamps berjasa buat Juventus saat klub tersebut disanksi terdegradasi ke Serie B 10 tahun lalu. Deschamps membuat Alessandro Del Piero Cs kala itu promosi lagi ke Serie A.
Sebagai pelatih Deschamps pernah bekerja buat Monaco sejak 2001 sampai 2005. Deschamps adalah sosok bertangan dingin yang meloloskan Monaco ke final Liga Champions tahun 2004.