REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina, Rabu (26/4), mengatakan telah menyampaikan keprihatinan serius kepada Washington dan Seoul setelah militer Amerika Serikat mulai memindahkan bagian-bagian pranata pertahanan antirudal THAAD yang kontroversial ke lokasi penempatan di Korea Selatan.
Berbicara dalam sebuah konferensi pers harian di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Geng Shuang mengatakan pihaknya mendesak AS dan Korea Selatan untuk menarik pranata tersebut. Seoul dan Washington mengatakan satu-satunya tujuan pranata Stasiun Pertahanan Ketinggian Tinggi (THAAD) adalah untuk mempertahankan diri terhadap ancaman rudal Korea Utara.
Namun, Cina khawatir radar yang kuat dari THAAD dapat menembus wilayahnya dan melemahkan keamanannya, serta telah berulang kali menyatakan keberatan. Hari ini, militer AS mulai memindahkan bagian-bagian dari pranata pertahanan antipeluru kendali THAAD yang kontroversial dan ditempatkan di Korea Selatan di tengah meningkatnya ketegangan di wilayah itu terkait program peluru kendali dan nuklir Korea Utara.
AS dan Korea Selatan telah sepakat menempatkan THAAD untuk menanggapi ancaman peluncuran peluru kendali Korea Utara, namun Cina mengatakan hal itu tidak banyak mempengaruhi Korea Utara untuk menghentikan program mereka itu. Cina berpandangan tindakan tersebut justru dapat menimbulkan ketidakstabilan keamanan wilayah sekitar.
Truk-truk trailer yang membawa bagian-bagian dari THAAD mulai memasuki wilayah penempatan di daerah Seongju, yang terletak di bagian selatan Korea Selatan, kantor berita Yonhap dan televisi YTN melaporkan. Pejabat kementerian pertahanan Korea Selatan dan pejabat militer AS tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai keterangan.
AS mulai memindahkan bagian awal dari sistem pertahanan rudal ke Korea Selatan pada Maret setelah Korea Utara melakukan uji coba peluncuran empat peluru kendali balistik.