Sabtu 29 Apr 2017 18:00 WIB

Muslim Ethiopia Berjuang Menuntut Hak Beragama

Rep: Syahruddin el-Fikri/ Red: Agung Sasongko
Muslim Ethiopia menunggu buka puasa di jalanan
Foto: emajmagazine
Muslim Ethiopia menunggu buka puasa di jalanan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski Islam di Ethiopia mempunyai penganut yang cukup besar, peranannya terhadap pemerintahan sangat minoritas. Ini tidak terlepas dari sejarah berdirinya negara ini.

Sejak awal, negeri ini didirikan oleh orang-orang yang mempunyai komitmen kuat terhadap agama Yahudi dan Nasrani. Sehingga, kultur kekuasaan dan politik sangat kental dengan warna Kristen Ortodoks, agama resmi yang dianut Pemerintah Ethiopia saat ini.

Di luar itu, sejarah mencatat bahwa komunitas Muslim Ethiopia pernah merasakan kepahitan dan penderitaan di bawah rezim komunis pimpinan Kolonel Mengistu Haile Mariam selama kurun waktu 17 tahun. Mengistu yang berkuasa di Ethiopia sejak 1974 dikenal sebagai pemimpin yang diktator. Ia mengendalikan pemerintahannya dengan menggunakan sebuah lembaga yang bernama Derg.

Pada saat memerintah, Mengistu memerintahkan pemusnahan berbagai simbol-simbol Islam, antara lain menghancurkan masjid, membakar mushaf-mushaf Alquran, merobek kitab-kitab fikih dan hadis, serta menghancurkan sekolah-sekolah Islam.

Tidak hanya itu, mereka juga membantai sebanyak 225 ulama terkemuka di Harare karena menolak diberlakukannya undang-undang Ethiopia yang menyerukan atheisme dan mencampakkan ajaran Islam. Adapun sebagian isi dari undang-undang tersebut berbunyi, "Islam adalah musuh revolusi."

Rezim komunis ini juga mengirim secara paksa anak-anak Muslim berumur kurang dari 15 tahun ke Kuba dan Rusia. Setiap tahunnya, jumlah anak yang dikirim ada sekitar 7 ribu hingga 10 ribu orang. Sisanya, ada yang dibunuh, dipenjara, atau dicekoki ajaran marxisme.

Rezim ini juga membiarkan kaum Muslim mati kelaparan serta menghancurkan masjid dan menyulapnya menjadi kedai-kedai minuman keras. Adapun masjid yang dihancurkan pada masa pemerintahan Mengistu berjumlah lebih dari 3 ribu buah.

Hingga kini, umat Islam di Ethiopia tengah berjuang untuk menuntut hak hidupnya sebagai umat beragama. Apakah toleransi dan saling hormat kembali hadir di negeri itu seperti yang diperlihatkan Rasulullah SAW dengan Raja Ethiopia, Najasyi?

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement