Ahad 30 Apr 2017 08:19 WIB

Pembangunan Flyover di Tegal dan Brebes Dipercepat untuk Arus Mudik

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nur Aini
Pemudik (ilustrasi)
Foto: Republika/ Wihdan
Pemudik (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KLONENGAN -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) optimistis dapat mencapai target empat flyover perlintasan kereta di Kabupaten Tegal dan Brebes, Jawa Tengah. Jalan layang tersebut ditargetkan dapat dibuka pada 15 Juni 2017 atau H-10 Lebaran untuk memperlancar arus mudik tahun ini.

"Percepatan pembangunan keempat flyover ini memang khusus untuk mendukung kelancaran arus mudik Lebaran 2017," ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono saat meninjau pembangunan flyover, melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (29/4).

Keempat flyover tersebut yakni Klonengan, Dermoleng, Kretek, dan Kesambi yang terletak pada ruas jalan Tegal-Purwokerto. Jalur tersebut biasa dilalui kendaraan dari Pantura menuju lintas tengah dan selatan Jawa. Menurutnya, total panjang keempat flyover tersebut 2,8 kilometer (km) dengan anggaran pembangunan sebesar Rp 350 miliar. Dari angka tersebut sebesar Rp 316 miliar untuk konstruksi dan sisanya untuk kontrak supervisi.

Untuk memenuhi target, pekerjaan dilakukan secara terus menerus selama 24 jam. Hingga saat ini progres fisik pembangunan flyover untuk Dermoleng adalah 61 persen, Klonengan 82 persen, dan Kesambi 70 persen. "Untuk Kretek masih 40 persen, bukan karena upaya kami kurang memadai, tetapi memang terkendala pembebasan tanah," katanya.

Menurut Basuki, pembangunan flyover tersebut sangat penting untuk membantu mengurangi kemacetan saat arus mudik terutama karena adanya perlintasan kereta api. Setiap harinya terdapat 70 kali perlintasan kereta api yang membutuhkan waktu lima menit per perlintasan atau enam jam per hari. Bahkan saat arus mudik, terjadi peningkatan perlintasan kereta api menjadi 92 kali per hari atau lebih dari 7 jam pemberhentian per hari.

Salah satu teknologi yang digunakan untuk mempercepat penyelesaian flyover adalah teknologi corrugated mortar busa atau beton ringan di Flyover Klonengan. Teknologi ini pernah digunakan di flyover Antapani Bandung.

Kepala Balitbang Kemenpupera Danis H. Sumadilaga mengatakan, penggunaan teknologi tersebut dapat menghemat waktu penyelesaian pekerjaan 30 hingga 40 persen.

"Biasanya pekerjaan seperti pembangunan Flyover Klonengan bisa memakan waktu 180 hari, tetapi kita bisa selesaikan dalam tempo 120 hari saja," kata Danis.

Pembangunan Flyover Dermoleng sepanjang 500 meter ditangani oleh kontraktor PT Adhi Karya (Persero) Tbk-CDI KSO dengan nilai kontrak Rp 64 miliar. Flyover Klonengan sepanjang 1.050 meter ditangani oleh kontraktor PT Hutama Karya dengan nilai kontrak mencapai Rp 112 miliar.

Sedangkan untuk Flyover Kesambi yang memiliki panjang 470 meter ditangani oleh PT Brantas Abipraya dengan nilai kontrak Rp 58 miliar. Terakhir, untuk Flyover Kretek dengan panjang 700 meter yang juga ditangani oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk memiliki nilai kontrak Rp 82 miliar.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement