Ahad 07 May 2017 22:31 WIB

Pemerintah Yakini Kinerja Ekspor Jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi 2017

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nur Aini
Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi
Foto: pixabay
Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemerintah optimistis kinerja ekspor yang membaik bakal menjadi 'penyelamat' untuk mendorong pertumbuhan ekonomi 2017. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan, hal ini didorong oleh perbaikan harga komoditas terutama kelapa sawit, karet, dan batu bara.

"Pendorongnya tetap pertama ekspor, impor, investasi, dan konsumsi rumah tangga," ujar Darmin, akhir pekan ini.

Diberitakan sebelumnya, realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal pertama tahun ini menyentuh 5,01 persen di mana angka ini mengalami kenaikan dibanding pertumbuhan kuartal pertama 2016 lalu sebesar 4,92 persen. Meski ada perbaikan, Darmin mengakui bahwa realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal ini masih di bawah ekspektasi pemerintah. Apalagi, harga komoditas seperti perkebunan dan pertambangan sudah mulai naik.

"Itu mestinya menaikkan konsumsi penduduk di Sumatra dan Kalimantan. Mungkin pengaruhnya belum kelihatan," kata Darmin.

Ia mengatakan, sejumlah hal yang menjadi catatan pemerintah sebagai bahan evaluasi adalah penerimaan negara yang seharusnya masih bisa digenjot. Penerimaan yang bisa dinaikkan, kata Darmin, bisa mendorong belanja negara yang akhirnya meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

"Tapi pada dasarnya 5,01 itu sudah naik dibanding tahun lalu, sehingga kita berharap kuartal-kuartal berikutnya, dia mengikuti pola. Paling tidak seperti pola tahun lalu, sehingga arahnya di tahun 2017 ini pertumbuhan bisa berkisar di 5,3 persen" ujarnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama 2017 mencapai 5,01 persen (yoy). Angka ini membaik dibandingkan pertumbuhan ekonomi kuartal keempat tahun lalu sebesar 4,94 persen dan pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2016 sebesar 4,92 persen. Sejumlah catatan ikut mendukung pertumbuhan ekonomi kuartalan kali ini, salah satunya adalah membaiknya ekonomi global yang bisa dilihat dari kenaikan angka pertumbuhan ekonomi sejumlah negara mitra dagang Indonesia.

Baca juga: Suku Bunga Kredit Dituding Hambat Pertumbuhan Industri Nasional

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement