REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Sektor pariwisata dan warisan budaya Saudi telah mengalami pertumbuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Bahkan, saat ini kontribusi sektor tersebut sudah mulai disejajarkan dengan pemasukan yang didapat dari minyak.
Dilansir dari Arab News, Ahad (14/5), Presiden Komisi Pariwisata dan Warisan Budaya Saudi (SCTH) Pangeran Sultan menilai, itu tidak lain atas dukungan dari Raja Salman. Ia merasa, alokasi anggaran yang ada telah membuat pariwisata jadi sumber pendapatan perekonomian nasonal.
Berbicara di depan Dewan Eksekutif Organisasi Pariwisata Dunia PBB (UNWTHO), industri pariwisata dan warisan budaya dilihat mengalami perkembangan signifikan sejak 16 tahun terakhir. Menurut Sultan, perkembangan itu telah membuat sektor itu berpartisipasi ke dalam pembangunan nasional.
"Sektor ini merupakan sumber penting bagi ekonomi dan alternatif minyak, ini memberikan banyak kesempatan kerja," kata Sultan.
Ia menuturkan, pendapatan pariwisata naik dari 15,3 miliar dolar pada 2004, menjadi 166,8 miliar dolar pada akhir 2016. Jumlah fasilitas wisata berlisensi dari 1.402 pada 2009 jadi 6.454 pada akhir 2016. Jumlah perusahaan penerbangan internasional dari delapan pada 2002 jadi 25 pada akhir 2016.
Selain itu, jumlah pekerja sektor ini meningkat dari 333.000 tahun 2004 jadi 936.000 di 2016, dengan jumlah kesepakatan diperkirakan 1,2 juta pada 2020. Mendengar itu, Sekjen UNWTO mengaku menghargai usaha Saudi dan akan memberi penghormatan di Majelis Umum di Cina pada September nanti.