Kamis 18 May 2017 13:43 WIB

AS Prihatin Atas Bentrokan di Kedubes Turki

Rep: Puti Almas/ Red: Esthi Maharani
Turki, ilustrasi
Turki, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyuarakan keprihatinan atas terjadinya bentrokan di depan Kedutaan Besar Turki di negara itu. Dalam kejadian itu, sebanyak 11 orang dilaporkan terluka. Menurut keterangan, bentrokan terjadi saat demonstran tengah melakukan unjuk rasa di depan Kedubes Turki di Washington pada Selasa (16/5). Namun, tiba-tiba seorang yang diyakini adalah petugas keamanan dari kedutaan memukul, bahkan menendang para pengunjuk rasa.

Pemerintah Turki menyalahkan para demonstran yang diduga terkait dengan kelompok Partai Pekerja Kurdistan (PKK). Pihaknya juga mengatakan bahwa kekerasan terjadi karena tindakan provokasi dan tidak pernah sekalipun disengaja oleh mereka.

"Kekerasan yang mengakibatkan ada yang terluka terjadi karena tindakan provokatif yang mungkin terkiat dengan PKK, kami tidak pernah sengaja melakuakn ini," ujar pernyataan Kedutaan Besar Turki, Rabu (17/5).

Namun, Kepolisian Washington mengatakan bahwa pengunjuk rasa tidak memicu bentrokan. Pihaknya menyebut bahwa petugas keamanan dari kedutaan besar itu melakukan serangan brutal saat demonstrasi damai berlangsung.

Diantara 11 orang yang terluka, salah satunya dilaporkan adalah petugas polisi di Ibu Kota AS itu. Dalam bentrokan tersebut, sebanyak dua orang juga telah ditangkap.

"Kami telah membicarakan kekhawatiran atas kekerasan ini terhadap Pemerintah Turki," ujar juru bicara Departemen Luar Negeri AS Heather Nauert dalam sebuah pernyataan, Rabu (17/5).

Dalam sebuah video yang beredar di jejaring sosial, terlihat sejumlah pria berpakaian gelap datang ke arah para demonstran. Mereka memukul dan menendang, meski sat itu polisi telah dikerahkan untuk menjaga aksi unjuk rasa yang disebut damai.

Aksi unjuk rasa itu juga terjadi selama kunjungan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan ke AS. Saat kekerasan berlangsung, ia dilaporkan tengah berada di kediaman Duta Besar Turki untuk AS Serdar Kilic, setelah terlebih dahulu bertemu dengan Presiden AS Donald Trump.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement