Selasa 22 Jul 2025 12:40 WIB

Lengkap, Terjemahan Isi Surat Sultan Aceh ke Turki Utsmani Pada 1566

Surat Sultan Aceh ke Turki Utsmani ditulis dalam bahasa Turki.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Potongan surat Sultan Aceh Alauddin kepada Sultan Suleiman Kanuni pada 1566.
Foto: Repro Turki Utsmani-Indonesia
Potongan surat Sultan Aceh Alauddin kepada Sultan Suleiman Kanuni pada 1566.

REPUBLIKA.CO.ID,BANDA ACEH -- Terungkap surat dari Sultan Aceh untuk Sultan Turki Utsmani dari tahun 1566 M. Pada waktu itu, penduduk Muslim di Timur abad ke-16 menganggap Khalifah Turki Utsmani sebagai pemimpin dan pelindung dunia Islam. Terlebih, Turki Utsmani sebagai Khadim Al-Haramayn Al-Sharifayn yakni khalifah dari dunia Islam dan penjaga dua kota suci Makkah dan Madinah.

Sultan Aceh, Alauddin Riayat Syah melalui sebuah komite, mengirimkan surat kepada Sultan Turki Utsmani yakni Sulaiman Yang Agung untuk meminta pertolongan dari Turki Utsmani, karena serangan Portugis yang semakin gencar.

Baca Juga

Surat Sultan Aceh tertanggal 7 Januari 1566 dikirim oleh komite Husein Efendi dan Lutfi Bey, petugas dari Turki Utsmani yang dikirim ke Aceh beberapa tahun yang lalu. 

Salah satu hal yang unik dari surat tersebut adalah bahwa ia tidak ditulis dengan tulisan Arab atau Melayu, tetapi ditulis dalam bahasa Turki yang sangat elok, seolah-olah merupakan karya orang Turki Utsmani. Melihat kenyataan itu, kemungkinan besar surat itu ditulis oleh Lutfi Bey untuk menyampaikan permohonan dengan cara yang jelas dan sopan.

Dalam suratnya, Sultan Alauddin menjelaskan di awal surat tentang situasi budaya dan politik di daerah Kesultanan Aceh. Sultan Alauddin menerangkan bagaimana Portugis menghentikan rute perjalanan ibadah haji, kemudian menangkap orang-orang yang berhaji dan menjual mereka sebagai budak. 

Surat itu juga menjelaskan usaha Portugis untuk mengontrol jalur laut dan wilayah-wilayah yang penting. Mereka membunuh kaum Muslimin di kapal dengan cara menenggelamkan kapal-kapal. 

Sultan Alauddin juga dengan sangat rendah hati meminta agar Sultan Turki Utsmani menganggap Aceh sebagai bagian dari provinsi Turki dan menganggap dirinya sebagai Gubernur Turki Utsmani, bukan sebagai Sultan. 

Berikut potongan terjemahan dari surat tersebut dalam bahasa masa kini, dikutip dari buku Turki Utsmani-Indonesia: Relasi dan Korespondensi Berdasarkan Dokumen Turki Utsmani yang ditulis Mahmet Akif Tarzi, Ahmet Ergun dan Mahmet Ali Alacagoz.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement