Senin 22 May 2017 14:01 WIB

Harga Daging Sapi Segar dan Bawang Putih Masih Tinggi

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Indira Rezkisari
 Pedagang memilah bawang putih.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pedagang memilah bawang putih.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Dibentuknya satgas pangan di Kabupaten Tasikmalaya beberapa waktu lalu masih belum berdampak terhadap stabilisasi harga sejumlah barang pokok. Pasalnya, harga bawang putih dan daging sapi segar masih berada di atas normal.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tasik, Heri Sogiri mengatakan harga bawang putih masih berada di kisaran Rp 55 ribu hingga Rp 60 ribuper kilogram. Padahal harga tertinggi bawang putih seharusnya dipatok di angka Rp 39 ribu per kilo. Namun ia optimistis penangkapan terhadap mafia bawang putih di Jakarta pekan lalu bisa berdampak pada stabilisasi harga di daerah.

Meski begitu, ia mengakui menstabilkan harga bawang bukanlah perkara mudah. Sebab, pasokannya amat bergantung dari impor.

"Di Jakarta baru ketangkap mudah-mudahan ada efeknya ke daerah supaya bisa turun, harga tertinggi harusnya Rp 39 ribu. Harga eceran tertinggi kami ikutin Kemendag, tinggal jalankan dan awasi saja," katanya pada wartawan dalam rapat TPID, Senin (22/5).

Meski begitu, ia mengakui menstabilkan harga bawang bukanlah perkara mudah. Sebab, pasokan bawang putih amat bergantung dari impor lantaran mayoritas petani di Indonesia tak menanamnya.

"Ini komoditas yang di kami ini tidak ditanam, masyarakat tanamnya bawang merah dan bawang daun, jadi kami selalu kekurangan," ujarnya.

Lebih lanjut, untuk harga daging sapi segar berada di angka Rp 109 ribu hingga Rp 120 ribu per kilo. Hanya daging jenis gajih saja yang lebih murah di angka sekitar Rp 95 ribu per kilo. Namun Pemkab tak bisa berperan banyak dalam menstabilkan harga daging sapi segar.

"Yang diatur pemerintah itu daging beku Rp 80 ribu per kg, kalau daging segar belum diatur, tapi stok aman karena biasanya disubsidi saling ngisi dari daerah lain," ucapnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement