Senin 29 May 2017 15:38 WIB

Tahfidz Online (TO) Ajak Masyarakat Menghafal Alquran

Rep: Syahruddin El-Fikri/ Red: Irwan Kelana
Tahfidz Online pada priode ke-10 berhasil menjaring 499 pendaftar.
Foto: Istimewa
Tahfidz Online pada priode ke-10 berhasil menjaring 499 pendaftar.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Tahfidz Online (TO), sebuah komunitas yang dibentuk untuk mengajak masyarakat menghafal Alquran, pada periode ke-10 ini berhasil menjaring  499 pendaftar. “Namun dari pendaftar sebanyak itu hanya 171 santri yang lulus, baik putra maupun putri,” ujar Direktur Tahfidz Online (TO) Ustaz Iksan Malik, kepada Republika.co.id, Senin (29/5).

Ustaz Iksan menjelaskan, Tahfidz Online (TO) ini merupakan komunitas yang didirikannya sekitar April 2016 silam. “Tujuannya untuk mengajak segenap masyarakat supaya lebih dekat dengan Alquran, terutama dalam menghafalkannya,” ujarnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, halaqah TO ini dibentuk untuk memasilitasi masyarakat yang ingin menghafal Alquran, namun terkendala soal waktu dan tempat. “Melalui Tahfidz Online (TO) ini, kami berupaya mempermudah sistemnya. Syaratnya sangat mudah, punya handphone yang memiliki aplikasi WhatsApp (WA), kemudian memiliki komitmen selama dalam masa  halaqah, dan bisa membaca Alquran,” tuturnya.

Persyaratan lainnya, setelah pendaftar dinyatakan diterima sebagai santri, kata dia, harus punya komitmen yang kuat selama kurang lebih 40 hari untuk menyetorkan hafalannya kepada musyrif atau muysrifah yang sudah ditunjuk. “Insya Allah, dalam 40 hari bisa hafal satu juz,” terangnya.

Kenapa hanya 40 hari? “Karena waktu 40 hari itu sudah kami anggap cukup untuk dapat satu juz. Kalau masih belum mampu juga, silakan ikut lagi pada periode berikutnya, asal berkomitmen dan istiqamah,” jelas  Iksan.

Pria asal Palopo, Sulawesi Selatan ini menambahkan, mereka yang mampu mengkhatamkan Alquran atau menghafal Alquran adalah mereka yang punya keistiqamahan. “Mereka yang disiplin dalam setoran dan istiqamah, insya Allah, mampu dengan mudah menghafalkannya,” ujarnya.

Persyaratan lain yang juga harus diperhatikan oleh santri, lanjut  Iksan, menjaga adab dengan guru (musyrif/musyrifah), terutama dalam berkomentar (berbicara). Walaupun komunitas ini melalui media sosial (online), tentu diharapkan para santri menjaga etika dan adab. “Karenanya, mereka yang sudah diterima, harus menjaga adab dalam berkomentar di media sosial, baik WhatsApp, Facebook, Instagram, maupun website tahfidzonline.com,” ujarnya.

Iksan menjelaskan, sejak dibentuk pada April 2016 lalu, hingga saat ini sudah ada sekitar 3.000 orang yang pernah mendaftar menjadi santri TO. Namun, dari jumlah tersebut hanya sekitar 300-400 santri yang bertahan hingga periode ke-10 ini. “Satu hal yang membanggakan, walaupun online, namun kami sudah berhasil meluluskan satu orang hafizzah. Hafal Alquran antara 4-6 periode, yang setiap periodenya selama 40 hari,” ungkapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement