REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan, sampai saat ini, semua harga pangan terkendali baik dari sisi stok maupun harga. Untuk bawang putih, meski sebelumnya ada kenaikan harga, namun dengan intervensi pemerintah, kenaikan itu tidak melonjak tajam dan cenderung turun.
"Bawang putih dimulai dalam minggu ini akan terus turun, karena harga perolehan turun 670 dolar AS, atau seharusnya di bawah Rp 20 ribu dengan berbagai biaya yang lain," ucap Enggartiasto, usai rapat koordinasi dengan Menteri Pertanian, dan Kepala Satgas Pangan, di Kantor Kemendag, Jakarta, Rabu (31/5).
Ia menjelaskan, saat ini seluruh importir telah mendaftarkan stoknya dan melepas ke pasar. Mereka telah melaporkan rencana kapan masuk barang, hingga ke daerah mana akan didistribusikan.
Enggar mematikan harga bawang putih tidak akan naik, karena sudah digelontorkan stok dalam jumlah yang besar. Selain itu, ia mengklaim harga beras terkendali, gula tidak akan naik serta daging kerbau masih di harga Rp 80 ribu per kilo. "Keberhasilan ini kerja sama yang erat antar pemerintah, Kementan, Bulog dan juga Satgas yang melakukan pengawasan," ucap Enggar.
Dia menjelaskan, meningkatnya harga-harga dipengaruhi suplai dan permintaan, dimana ada upaya sebelumnya yang mencoba menahan stok dan spekulatif. Saat ini, lanjut Enggar, 95 persen bawang putih berasal dari impor, dengan mayoritas berasal dari Cina, sedikit dari India. Stok yang ada sekarang ada 16 ribu ton, dari 26 ribu importir.
Sementara sebelumnya sudah ada 9 ribu ton bawang putih yang masuk. "Jadi total ada 25 ribu ton. Dan panen baru juga akan masuk lagi. Jadi tidak ada pilihan lain, satu dua minggu, jumlah yang masuk akan besar," kata dia.
Tempat pelabuhan masuknya bawang putih pun akan ditambah, bukan hanya di Tanjung Perak. Pelabuhan Tanjung Priok dan Bitung juga akan menjadi pelabuhan tempat masuknya bawang putih. Dengan begitu, jangkauan pasar akan teratasi dengan baik.