Gemerlap Lentera Ramadhan di Mesir

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ilham

Ahad 04 Jun 2017 07:30 WIB

Seorang perempuan Mesir duduk di samping lentera khas Mesir, fanoos, untuk menyambut Ramadhan. Foto:

Ia mengatakan, kenaikan itu terjadi karena harga bahan dasar lentera seperti pelat timah, pelat kaca dan material lainnya ikut naik. Menurutnya, timah dalam karya seni lentera sama berharganya dengan emas.

Dulu, hampir semua orang mampu membeli fanoos. Meski hanya untuk mainan anak-anak. Sekarang fanoos lebih banyak digunakan untuk dekorasi di tempat-tempat besar seperti lobi hotel, kantor, restoran, dan lainnya.

Sayyid mengatakan, banyak orang menilai fanoos adalah kerajinan tangan musiman yang hanya ada saat Ramadhan. Namun nyatanya ia dan perajin lain bekerja satu tahun penuh.

Ia banyak menjual ke penjual lain untuk dijual saat Ramadhan. Model yang paling banyak diminati biasanya adalah bentuk Bintang, The Schweppes, Semangka iris atau The Lamar.

Bentuk-bentuk ini begitu indah dipandang siapa pun yang melihatnya. Sayyid mengatakan, tiga anaknya yang berusia dua hingga sembilan tahun sering datang ke workshop.

"Mereka suka datang dan melihat saya menghias fanoos, ini pengalaman menyenangkan bagi mereka," kata Sayyid. Tak jarang mereka membantu Sayyid, baik di workshop maupun menjual pada teman-teman mereka.

Putra tertuanya, Youssef yang berusia sembilan tahun dan putri kedua bernama Fatma. Mereka berdua sudah mahir dengan alat memutar potongan metal. Fatma kadang lebih terampil dalam membuat kubah penutup lentera.

Youssef mengatakan, ia sudah empat tahun bekerja bersama ayahnya. "Saya biasa memutar alat untuk menghias pelat timah, adik saya membuat kubah fanoos, kami jauh-jauh dari api dan pengelasan," kata dia.

Sementara Fatma mengaku senang karena ayahnya selalu membuat fanoos khusus untuknya setiap Ramadhan. "Ayah juga memberi saya uang lima pound setiap harinya," katanya dengan senyum polos dan malu-malu.

Sayyid berkata, usaha ini akan jatuh ke tangan keduanya cepat atau lambat. Ini bukan hanya soal meneruskan industri, tapi juga tradisi.

Terpopuler