Ahad 04 Jun 2017 19:52 WIB

Purwakarta Targetkan Hasil Produksi Padi Surplus

Rep: Ita Nina Winarsih / Red: Citra Listya Rini
Petani memanen padi di persawahan yang terendam banjir.
Foto: Antara/Aji Styawan
Petani memanen padi di persawahan yang terendam banjir.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta, menargetkan hasil panen sepanjang 2017 ini mengalami surplus. Target tersebut, bukan tanpa sebab. Pasalnya, di wilayah ini sekarang sedang digenjot peningkatan indeks pertamanan (IP). Dari satu sampai dua kali tanam. Menjadi, dua dan tiga kali tanam per tahunnya.

Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta, Agus Rachlan Suherlan, mengatakan, tahun 2016 saja hasil produksi pertanian Purwakarta surplus 25 persen. Saat itu, hasilnya mencapai 230 ribu ton GKG. Padahal targetnya, sekitar 200 ribu ton GKG.

"Bercermin dari hasil produksi tahun lalu, maka tahun ini kita targetkan hasil produksinya akan kembali surplus," ujar Agus, kepada Republika.co.id, Ahad (4/6).  

Menurut Agus, target tersebut sepertinya bisa terealisasikan. Mengingat, saat ini Purwakarta 'tak kenal' lagi dengan musim tanam. Selagi masih ada air, petani didorong untuk segera tanam. Dengan begitu, sepanjang tahun ini diprediksi ada 40 ribu hektare lahan yang telah memroduksi padi.

Dari 40 ribu hektare itu, lanjut Agus, dikalikan rata-rata hasil produksi lima ton, maka mencapai 200 ribu GKG. Dengan capaian hasil produksi ini, diharapkan Purwakarta tak lagi mendapatkan kiriman beras impor ataupun raskin. Sebab, bila dihitung dengan kebutuhan per kapita akan beras, hasil produksi lokal mampu mencukupinya.

"Kebutuhan beras di kita sekitar 104 ribu ton per tahun. Sedangkan, hasil produksi 200 ribu ton GKG bila dikonversikan ke beras jadi 170 ribu ton. Jadi, beras kita masih surplus," ujar Agus.

 

Dengan begitu, lanjut Agus, pihaknya mendorong ide Bupati Dedi Mulyadi mengani setop mengkonsumsi raskin. Sebab, berdasarkan perhitungan pihaknya, dengan mengandalkan hasil produksi sendiri kebutuhan akan beras tetap tercukupi.

Sementara itu, Kabag Ekonomi Setda Purwakarta, Nina Aminah Bajri, mengatakan, tahun ini penerima raskin di wilayahnya mengalami penurunan. Dengan begitu, penilaiannya positif. Sebab, menurunnya penerima raskin mengindikasikan jumlah keluarga miskin di wilayah ini menjadi berkurang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement