REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN — Serangan terhadap kompleks parlemen Iran dan makam Ayatollah Khomeini di Teheran telah menewaskan setidaknya 12 orang. Serangan di kompleks parlemen berakhir usai tembakan berjam-jam disana. Kelompok Negara Islam (ISIS) mengklaim telah melakukan serangan tersebut. Serangan ini menjadi yang pertama di Iran.
Dilansir dari BBC, Rabu (7/6) netizen kemudian banyak menggunakan tagar #prayforiran dan #prayforteheran. Hashtag tersebut untuk menunjukkan solidaritas mereka. Beberapa orang menyerukan agar serangan tersebut dikecam yang sama terhadap yang dilakukan di tempat lain.
Orang-orang Iran juga menggunakan istilah “Tehran Under Attack” untuk mengungkapkan ketakutan dan keterkejutan mereka terhadap media sosial. “Ini adalah serangan teror pertama di Teheran dalam beberapa dasawarsa, kami semua bingung dan marah,” kata seorang pengguna Twitter.
Seorang pengguna Twitter dari Pakistan juga menuliskan kepeduliannya terhadap serangan ini. “Kami berdiri bersatu dengan Teheran, Kabul, London, Paris, dan semuanya! Kami menginginkan perdamaian di dunia,” ujarnya.
Selain itu, Wakil Presiden Komisi Eropa Federica Mogherini juga mengirimkan ucapan belasungkawa pada korban serangan di Teheran. “Ini jelas hari yang sangat menyedihkan lagi. Bagi kami, kapan saja dimana ada serangan teroris di mana pun di dunia ini, adalah sesuatu yang ikuti dengan seksama,” kata Mogherini.
Kedutaan Besar Rusia di Afrika Selatan menambahkan, “Pikiran kita bersama rakyat Iran menyusul serangkaian serangan teroris di Teheran. Bersama-sama kita berdiri teguh melawan ancaman global ini,” ujarnya.