Selasa 13 Jun 2017 21:58 WIB

Dukung Inklusi Keuangan, Kemensos Gandeng MicroSave

Rep: Kabul Astuti/ Red: Ratna Puspita
Menteri Sosial Khofifah Indarparawansa menjawab pertanyaan anggota Komisi VIII DPR dalam rapat kerja di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (13/6).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Menteri Sosial Khofifah Indarparawansa menjawab pertanyaan anggota Komisi VIII DPR dalam rapat kerja di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (13/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa melakukan pertemuan bersama Bill and Melinda Gates Foundation perwakilan Indonesia dan konsultan inklusi keuangan MicroSave di Kementerian Sosial RI, Selasa (13/6). Pertemuan ini membahas kerja sama pemerintah Indonesia dalam hal implementasi inklusi keuangan.

Khofifah mengatakan, pemerintah sudah mulai memberikan bantuan sosial (bansos) secara nontunai kepada penerima Program Keluarga Harapan (PKH) di Indonesia. Per Juni 2017 ini, seratus persen warga sudah mendapatkan PKH secara nontunai. Total ada enam juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Indonesia.

Kendati demikian, Khofifah mengungkapkan, ada beberapa masalah yang dihadapi di lapangan. "Ada daerah-daerah yang masih blank spot area," kata Khofifah, di Jakarta, Selasa (13/6).

Khofifah mengatakan daerah-daerah yang masih blank spot area ini harus ada penjangkauan. "Upaya yang dicoba antara lain dengan menyiapkan edisi Android," ujar dia. 

Ketika daerah itu bisa terakses oleh telepon pintar, Khofifah menjelaskan, masyarakat penerima PKH di sana bisa mengakses program nontunai. Pemerintah masih berupaya melakukan proses perbaikan dan pembenahan. Mensos berharap MicroSave sebagai mitra dari Bill and Melinda Gates Foundation bisa membantu mencari solusi alternatif.

Kerja sama lainnya menyangkut strategi komunikasi perbankan. Khofifah menuturkan, pemerintah mempunyai target perluasan inklusi keuangan mencapai 75 persen pada 2019. 

Pergerakan peningkatan inklusi keuangan akan berangkat dari masyarakat penerima program PKH. Artinya, sembilan persen masyarakat dengan status sosial ekonomi terendah.

"Ini saya rasa akan menjadi fenomena yang agak berbeda, karena mereka sebelumnya tidak mengenal dunia perbankan sama sekali," ujar Khofifah. 

Hal itu bisa dilihat dalam berbagai proses pencairan PKH. Kalau mereka punya buku tabungan, Khofifah menuturkan, itulah buku tabungan pertama yang mereka punya. 

Ketika mereka memegang KKS, itu juga kartu ATM pertama yang mereka punya. Bahkan di berbagai tempat, Khofifah menuturkan, warga belum bisa membayangkan cara bertransaksi dengan mesin ATM. 

Ia menegaskan, perlunya melakukan edukasi perbankan pada warga penerima bansos. Khofifah juga berharap akan ada vocational training atau managerial skill bagi para pengelola KUBE e-warong, yang juga penerima PKH dan rastra.

Lebih lanjut, Khofifah berharap MicroSave bisa membantu pengelolaan database, serta pengawasan dan evaluasi dampak dari program ini. Mensos berencana menindaklanjuti pertemuan ini dalam forum donor, pekan depan. 

"Ini kami harapkan bisa disupport oleh MicroSave yang menjadi mitra dari Bill and Melinda Gates Foundation," kata Khofifah.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement