REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Tuan Guru Haji Muhammad Zainul Majdi atau dikenal juga dengan Tuan Guru Bajang (TGB) merupakan salah satu kepala daerah yang memiliki kepiawaian dalam ilmu agama.
Lulusan Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir ini kerap kali mengisi kajian tafsir setiap ba'da Shalat Jumat di Masjid Hubbul Wathan, Islamic Center NTB. Pada Shalat Idul Fitri di masjid terbesar di NTB, TGB juga didaulat sebagai khatib dengan Imam shalat Idul Fitri dari Yordania yakni Syekh Syekh Ahmad Jalal Abdullah Yahya.
Berikut isi khotbah Shalat Idul Fitri Tuan Guru Bajang:
Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
Para hadirin yang dirahmati Allah. Marilah kita bersyukur kepada Allah SWT Sang pengasih dan penyayang yang tiada putus mencurahkan beragam nikmat kepada kita nikmat kehidupan, akal pikiran, hati yang tenang, kebersamaan dalam keragaman, persatuan dalam perbedaan yang diatas semua itu adalah nikmat iman dan Islam.
Selama satu bulan kita menjalani ibadah puasa dengan semua kelangkapan dan penyempurnanya siang hari kita berpuasa malam harinya tarawih bersama masjid ramai dengan kajian agama umat bertadarus, berikrikaf, bersodaqoh dan berzakat fitrah maupun zakat mal. Tak lupa kita kokohkan jalinan silaturrahim dan persaudaraan, benar yang dikatakan rasulullah SAW bahwa Ramadhan terbukanya semua pintu kebaikan dimudahkannya semua kebajikan, pintu-pintu surga dibuka dan pintu-pintu neraka dikunci.
Jamaah Shalat Ied di dalam masjid Hubbul Wathan
Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar Walillahilham
Para hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Ramadhan adalah masa dimana kasih sayang Allah pada hambanya tampak nyata, dengan Ramadhan Allah mendidik kita untuk membersihkan jiwa raga dan harta. Membersihkan jiwa karena Ramadhan menghantar kita kepada taqwa la'allakum tattaqun (supaya kamu bertaqwa), sebaik-baik jiwa adalah jiwa yang bertaqwa. Membersihkan raga karena puasa bermanfaat untuk mengembalikan asupan melancarkan metabolisme dan menyehatkan kerja organ dalam tubuh kita Sumu tasihhu (puasalah agar kalian sehat). Membersihka harta karna sesungguhnya Ramadhan saat yang baik untuk berinfaq dan bezakat, khuz min amwalihim shadaqotan tutahhiruhum watuzakkihim biha ambillah dari mereka zakat yang membersihkan dan menyucikan mereka (At Taubah : 103)
Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar Walillahilham
Para jamaah yang dirahmati Allah
Hari ini semua itu kita sempurnakan denagn kesyukuran, sukur yang diwujudkan dengan Takbir tasbih dan tahmid Walitukmilul 'iddata walitukabbirullaha 'ala ma hadakum wala'allakum tasykurun. Takbir Allahu akbar karena tak ada yang lebih besar dan agung selain daripada Allah SWT. Bahkan tak ada keagungan apapun selainnya semua kemuliaan darinya. Tasbih subhanallah karena kesucian dan kesempurnaan hanya baginya sedangkan kita adalah makhluknya dengan segala kekuarangan dan kelemahan yang ada. Tahmid alhamdulillah karena kebaikan sampai kepada kita semata karena kehendak dan kuasanya La haula wala quwata illa billah.
Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar Walillahilham
Para jamaah Shalat Ied yang dimuliakan Allah
Selanjutnya apa setelah Ramadhan? Lalu apa setelah Ramadhan?
Bagaimana syawwal kita? dzul qa'dah dzul hijjah dan seterusnya?
Mari kita jadikan Ramadhan yang baru usai sebagai Muqaddimah pembuka dan penghantar halaman pertama dari rangkaian amal yang lebih baik, inilah tugas kita sejak saat ini detik ini hingga akhir hayat kita. Semoga Allah memanjangkan umur kita semua dalam kebaikan dan ketaatan amin.
Tugas kita adalah mengisi waktu yang tersisa dalam hidup kita hari-hari mendatang yang kita sebut dengan masa depan dengan sebaik-baik amal dan perbuatan.
Berhari raya adalah bertambah taat bukan berbangga dengan suka cita sesaat. Rasulullah SAW bersabda
Orang yang cerdas adalah orang yang mampu mengendalikan diri dengan baik dan bekerja didunia untuk kehidupan selanjutnya, sebaliknya orang yang lemah adalah orang yang selalu megikuti hawa nafsunya sambal memenuh harap kepada Allah tanpa taubat dan istgfar.
Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar Walillahilham
Hadirin yang dimuliakan Allah
Bagaimana membangun rangkaian amal dimasa depan?
Ada dua hal yang perlu kita perhatikan pertama iman dan keyakinan. Kokohkan iman kita kepada Allah SWT, bersihkan, murnikan tauhid kita karena itu merupakan pangkal dan pusat segenap kebaikan dan kemuliayaan. La ilahaillallah muhammadurrasululah tiada Tuhan selain Allah Muhammad utusan Allah. Itulah sahadat yang mebuka seluruh ruang kebaikan membebaskan manusia dari belenggu kesesatan menghadirkan kemuliaan dalam kehidupan Rasulullah yang mulia menyampaikan hadis qudsi Allah SWT berfirman “Ucapan tauhid adalah bentengku, siapa saja yang masuk kedalamnya niscaya selamat dari azabku”. Itulah ucapan yang menjadi energi terbesar dalam perjalanan umat manusia dalam bentang sejarah yang panjang, mengeluarkan manusia dari kegelapan akibat kekufuran dan kebodohan menuju cahaya iman dan ilmu pengetahuan.
Kedua amal dan karya nyata, disinilah iman mendapatkan batu ujinya, sekitar 360 kali kata amal yang berarti kerja dan karya disebut dalam Alquran dan 69 kali diantaranya disebut bersamaan dengan iman Innallazina amanu waamilushalihat. Hal ini menunjukkan hubungan tak terpisahkan antara keimanan dan amal perbuatan. Seorang mesti diuji oleh Allah melalui hidup di dunia ujian itu letakkannya di sini dan saat ini di dunia
Dialah Allah yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kalian siapa di antara kalian yang paling baik perbuatan dan dia maha perkasa dan lagi maha pengampun.
Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu (Al Maidah 48)
Maasiral Mukminin Rahimakumullah
Maka dunia yang fana ini sesungguhnya sangat berharga karena hanya dengan lulus dalam kehidupan dunia seorang muslim akan dapat kemulian di akhirat. Lulus didunia adalah manakala kita mampu menghadirkan amal shalih di dalam kehidupan kita yaitu amal perbuatan yang memenuhi keriteria-kriteria ilahiyah karena berlandaskan iman, Insaniyah dalam rangka membawa maslahat bagi manusia serta akhlakiayah yaitu memenuhi standar hukum moral dan etika. Kriteria yang pertama atau Ilahiyah adalah pondasi dari semuannya, dengan adanya landasan iman perbuatan memiliki dimensi ukhrawi, perbuatan yang diorientasikan sebagai ibadah dilaksanakan karena pancaran iman di dada kelak di akhirat itulah perbuatan yang akan hadir menjadi pembela kita di hadapan Allah SWT. Nilai ilahiyah juga berarti bahwa perbuatan itu mampu mendekatkan diri kita kepada Allah mengingatnya setiap saat mengokohkan keyakinan kita kepadanya dan menyadarkan kita bahwa akhirnya kita semua akan kembali kepadanya, Ala ilallahi tasiral umur ketahuilah kepada Allahlah kembali semua urusan (Asyra : 53)
Kriteria kedua yaitu Insaniayah juga sangat penting, amal perbuatan kita itu harus memiliki dimensi kemaslahatan dan kemanfaatan bagi manusia termasuk di dalamnya lingkungan masarakat, bangsa dan negara. Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia yang lain artinya kebaikan yang paling tinggi nilainya adalah yang memberi manfaat bagi manusia, sebaliknya perbuatan yang paling buruk adalah perbuatan yang merugikan dan membebani orang lain. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Attabrani sahabat ibnu umar menceritakan bahwa salah seorang laki-laki datang kepada Rasulullah dan bertanya siapa laki-laki yang paling dicintai Allah dan perbuatan apa yang paling dicintainya? Rasul menjawab manusia yang dicintai Allah adalah yang paling bermanfaat bagi sesamanya dan perbuatan yang paling dicintai Allah salah satunya dengan cara engkau menbuat senang saudara muslimmu membantunya menghilangkan kesusahannya menutupi hutangnya menghilangkan laparnya dan sungguh aku lebih menyukai pada jalan dan mnutupi kebutuhan saudaraku dari pada beriktikaf dimasjid ini selama satu bulan, dan barang siapa yang menahan amarahnya padahal ia bisa menumpahkannya pasti Allah akan menutupi aib-aibnya dan Allah akan memenuhi hatinya dengan kedamaian pada hari kiamat dan barang siapa yang memenuhi kebutuhan saudaranya pastilah Allah akan memantabkan langkahnya di jalan pada hari dimana banyak manusia tergelincir darinya.
Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar Walillahilham
Kriteria yang ketiga adalah kriteria Akhlaqiyah, bahwa dalam islam yang mulia ini adalah akhlak yang utama, ada standar nilai yang menjadi ukuran dan pedoman dalam beramal dan mengisi kehidupan tujuan yang mulia harus ditempuh dengan jalan yang mulia. Dalam islam mencapai tujuan tidak di perbolehkan dengan menghalalkan segala cara, suatu perbuatan yang istimewa bisa saja tidak ada nilainya, sia-sia manakala kita menempuhnya dengan yang tidak baik prosesnya cacat moral, atributnya bermasalah dan bertentangan dengan tata nilai islam yang diajarkan Rasul yang mulia dalam sebuah hadis digambarkan bahwa salah seorang yang berjalan jauh menuju tanah suci menempuh perjalanan panjang penuh tantangan letih dan lelah maka pakaiannya berdebu rambutnya riap-riapan lalu sesampainya di depan ka'bah ia berdoa “ya rabb ya rabb” berulang kali ia berdoa tapi sayang sekali kata rasulullah minumannya haram makanannya haram pakaian yang melekat dibadannyapun haram lalu Rasulullah berkata bagaimana mungkin Allah mengabulkan doanya.
Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar Walillahilham
Maka mari bersama kita inspirasikan diri kita masing-masing dari Ramadhan yang mulia ini untuk menjadi manusia yang lebih baik dalam iman ilmu dana mal, kita pastikan amal perbuatan yang terbaiklah yang kita persembahkan kepada Allah, karena Allah SWT hanya menerima amal yang terbaik.