Jumat 30 Jun 2017 01:56 WIB

Operasional Truk Ditunda, Menhub Intens Libatkan Asosiasi

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Andi Nur Aminah
Truk angkutan barang melintas di ruas Tol Cipali, Jawa Barat. (Ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Truk angkutan barang melintas di ruas Tol Cipali, Jawa Barat. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menilai keterlibatan asosiasi penting dilakukan. Hal ini terbukti dimana asosiasi turut mendukung kebijakan pemerintah, untuk menunda sementara operasional angkutan barang atau truk hingga Senin (3/7), pekan depan.

"Kita akan libatkan secara intens asosiasi, hari ini Kadin, Asosiasi Pengusaha Truk dan ALFI mensupport imbauan dari Kemenhub untuk penundaan truk sampai ke hari Senin," ujar Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, saat dihubungi di sela peninjauan arus balik di Stasiun Tawang, Jumat (30/6).

Sebelumnya, Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Pudji Hartanto Iskandar, telah mengeluarkan surat edaran terkait imbauan kepada pengusaha angkutan barang (truk), untuk menunda operasionalnya hingga Senin pekan depan. Terkait rencana ini, bukan hanya intens berkoordinasi dengan asosiasi, Menhub juga menyerahkan sepenuhnya kepada Kapolri dan jajaran untuk mengelola lalu lintas truk nantinya selama arus balik.

"Memberikan kewenangan kepada pihak kepolisian untuk mengelola secara intensif apa yang dianggap perlu dan memberikan tempat sementara apabila lalu lintas (arus balik) padat," ujar Pudji.

Menhub berikan kewenangan pada kepolisian untuk mengatur lalu lintas truk yang akan melintas di tol. Kemudian, Menhub bersama Kapolda Jawa Tengah dan Wali Kota Semarang, melepas keberangkatan kereta api Tawang Jaya jurusan Semarang-Jakarta Pasar Senen.

Dalam pelepasan itu, selain soal operasional truk, Menhub juga menyebut ada beberapa hal yang dievaluasi pada penyelenggaraan mudik 2017. Di antaranya kelaikan angkutan bus, pemudik sepeda motor, manajemen waktu mudik, dan kapasitas rest area.

"Beberapa yang harus kita evaluasi, satu berkaitan dengan angkutan-angkutan yang tidak laik. Kedua, pengendara motor terkait dengan jalur istirahat harus dikendalikan lebih baik. Dan ketiga, manajemen waktu yang akan kita lakukan dengan baik, yaitu integrasi dari libur-libur antara libur pegawai swasta dan libur anak sekolah," ujar Budi.

Keempat, terkait kapasitas kendaraan di rest area. Menurut dia, rest area harus diperluas. Dengan begitu, diharapkan rest area dapat menampung pemudik yang ingin istirahat. "Tempat istirahat mestinya akan dibuat lebih besar sehingga bukan saja rest area sebagai tempat mereka (pemudik) makan, tapi juga tempat parkir sekadar memang ingin melepas kepenatan," jelas dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement