REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta mengakui terjadinya penurunan daya beli di ritel. Namun ia tidak mengetahui pasti penyebab penurunan daya beli tersebut.
Berdasarkan riset yang dilakukan pihaknya beserta para ahli, penurunan daya beli ini tidak sejalan dengan adanya peningkatan industri. "Ini industrinya juga jelek, bukan semata-mata pengalihan," ujarnya saat dihubungi Republika, Selasa (4/7).
Menurutnya, penurunan daya beli di ritel dalam hal ini offline dimungkinkan karena adanya pengalihan cara belanja ke online. Namun, faktanya tidak terjadi peningkatan industri.
Padahal, kata Tutum, dengan adanya permintaan online juga seharusnya berdampak pada peningkatan industri. Diakui Tutum, industri juga mengeluh karena permintaan berkurang.