REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mengejar target menjadikan tarif dasar listrik (TDL) tidak memberatkan pelanggan. Setelah menahan harga TDL hingga akhir tahun di angka yang sama, pemerintah menginginkan ada penurunan.
"Kalau bisa, kita sudah diskusi dengan PLN, bahkan di banyak golongan pelanggan itu tarifnya bisa turun. Kalau Anda tanya, pak nanti turunnya seberapa? Enggak tahu. Kita akan coba. Kita akan coba sebisa mungkin untuk turun," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan, di Kantornya,di Jakarta, pada Kamis (6/7).
Jonan menerangkan sektor industri membutuhkan daya saing luar biasa. Listrik, tegas dia, sebagai salah satu tonggak untuk meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia. "Kan ini persaingan global makin lama makin ketat. Jadi kalau tarif listriknya itu bisa lebih terjangkau, maka untuk semua industri, atau semua kegiatan ekonomi itu bisa makin efisien," tutur mantan Menteri Perhubungan itu.
Ia menjelaskan TDL listrik industri untuk semua golongan jika dirata-ratakan sekitar Rp 1.100. Jonan mengatakan, pemerintah menargetkan pada 2020 TDL industri bisa sekitar Rp 800 hingga Rp 900. "Terus bagaimana dengan golongan rumah tangga? Sama. Kami akan berusaha agar turun, sehingga semakin lama efisiensinya bsia dicapai," ujarnya.
Jonan memahami ini menjadi tantangan besar yang dihadapi. Pemeritah telah berbicara dengan PLN selaku operator dalam mengejar target-target tersebut.
"Tantangannya itu, satu, bahwa negosiasi terhadap penjualan listrik atau terhadap tariff listrik yang ditawarkan oleh semua perusahaan independent power plant, harus betul-betul sangat efisien. Jadi PLN sendiri dan Kementerian ESDM itu akan review semua investasinya. kita akan coba menjaga suatu harga yang fair, investasi yang fair, supaya ini tarif listriknya bisa makin lama, makin turun," tutur Jonan.