Sabtu 15 Jul 2017 17:37 WIB

Israel Masih Tutup Masjid Al Aqsa

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Polisi Israel mengambil posisi di atap al-Aqsa selama bentrokan dengan warga Palestina di Kota Tua Yerusalem.
Foto: REUTERS / Amir Cohen
Polisi Israel mengambil posisi di atap al-Aqsa selama bentrokan dengan warga Palestina di Kota Tua Yerusalem.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Pemerintah Israel masih menutup akses menuju Masjid Al Aqsa di Yerusalem, Sabtu (15/7). Ini merupakan hari kedua Israel menutup masjid tersebut setelah sebelumnya melarang penyelanggaraan shalat Jumat pascainsiden penyerangan polisi Israel pada Jumat (14/7).

Dilaporkan laman WAFA (Palestian News & Info Agency), pada Jumat lalu, sekitar pukul 07:00 pagi waktu setempat, tiga warga Palestina dari umm al-Fahm, sebuah kota di Israel, menyerang polisi Israel yang tengah berjaga di luar gerbang Masjid Al Aqsa.

Polisi segera memburu ketiganya yang lari ke dalam kompleks Al Aqsa kemudian menembaknya hingga tewas. Dua polisi Israel juga tewas akibat aksi penyerangan tersebut. Mereka adalah Hail Stawi (30) dan Kaamil Snaan (22).

Pascainsiden penyerangan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan agar Masjid Al Aqsa ditutup bagi Muslim yang hendak melaksanakan shalat Jumat. Akibatnya shalat Jumat terpaksa dilaksanakan di luar gerbang Yerusalem dengan penjagaan ketat aparat kepolisian Israel.

Pada satu titik, polisi Israel juga menangkap Mufti Yerusalem Sheikh Mohammad Hussein dan menginterogasinya selama beberapa jam sebelum akhirnya dibebaskan dengan jaminan. Hussein meminta umat Islam agar tetap datang ke Masjid Al Aqsa untuk menunaikan shalat Jumat meski masjid itu telah ditutup Israel.

Pelarangan shalat Jumat di Masjid Al Aqsa belum pernah terjadi sebelumnya. Tepatnya sejak pendudukan Israel di Yerusalem dan Tepi Barat pada Juni 1967. Ini merupakan pertama kalinya Masjid Al Aqsa ditutup bagi Muslim yang ingin beribadah di sana.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengecam penutupan Masjid Al Aqsa, yang notabene situs suci umat Islam. Dalam percakapan telepon dengan Netanyahu, Abbas menyatakan penolakan dan penghukuman yang kuat atas insiden yang terjadi di kompleks Al Aqsa. Ia juga menolak insiden kekerasan dari pihak manapun, terutama di tempat-tempat suci.

Abbas meminta Israel untuk membatalkan langkah-langkah untuk menutup Masjid Al Aqsa bagi umat Islam yang hendak beribadah di sana. Menurutnya, penutupan Al Aqsa akan memiliki dampak yang cukup buruk ke depannya.

Abbas juga telah menjalin kontak dengan pejabat Yordania selaku penjaga keamanan resmi situs dan tempat suci umat Islam di Yerusalem Timur yang diduduki Israel. Abbas mendesak Yordania agar turut mengambil tindakan agar Israel kembali membuka akses ke Masjid Al Aqsa.

Baca juga, Baku Tembak di Al Aqsa, Tiga Tewas, Shalat Jumat Ditiadakan.

Juru bicara pemerintah Yordania Mohammad Moumani mengkritik keras tindakan Israel terhadap Masjid Al Aqsa. "Kami menuntut agar Israel membukanya (Masjid Al Aqsa) kembali," ujarnya.

Namun Israel bersikeras untuk tetap menutup masjid tersebut. Israel mengatakan akses ke Masjid Al Aqsa akan dibuka kembali pada Ahad (16/7). 

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memperingatkan bahwa insiden penyerangan yang terjadi di dekat kompleks Masjid Al Aqsa dapat memicu lebih banyak tindakan kekerasan lainnya. Ia meminta dan menyerukan kepada semua pihak agar menahan diri dan menghindari eskalasi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement