REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Ram Nath Kovind, seorang politikus dari kasta rendah yang didukung koalisi pimpinan partai nasionalis Hindu yang berkuasa, menang dengan mudah dalam pemilihan presiden India pada Kamis (20/7), memperkuat cengkeraman pemerintah di posisi-posisi puncak kekuasaan.
Konstitusi India memberikan peran seremonial besar bagi presiden, dengan perdana menteri dan kabinetnya memegang kekuasaan eksekutif. Tetapi presiden mempunyai peran kunci bilamana terjadi krisis-krisis politik, seperti ketika pemilihan umum gagal menentukan pemenangnya, menentukan partai mana yang berada di posisi terbaik untuk membentuk pemerintahan.
Kovind (71 tahun) dari komunitas Dalit - hirarki kasta terendah di India selama berabad-abad - mengalahkan Kumar Meira, dari partai Kongres, juga seorang dari komunitas itu dengan mayoritas suara meyakinkan. Pemilihannya dipandang sebuah keniscayaan dikarenakan kekuatan partai Perdana Menteri Narendra Modi di parlemen federal dan di dewan-dewan negara bagian yang para anggotanya ikut serta dalam pemilihan presiden.
Naiknya Kovind ke jabatan publik tertinggi adalah yang pertama bagi seorang pemimpin dalam Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS) atau Asosiasi Relawan Nasional, sebuah kelompok kebangkitan Hindu yang kuat. RSS merupakan mentor ideologi kelompok-kelompok Hindu.
Modi sendiri semula dianggap pengikut RSS di awal kariernya, yang telah lama mempropagandakan visi India dengan memprioritaskan mayoritas Hindu. Setelah kemenangannya, Kovind mengatakan inilah "momen yang emosional" bagi dirinya dan tugasnya ialah menjunjung tinggi hukum. Konstitusi India menjamin hak-hak sederajat kepada semua warga negaranya tanpa memandang keyakinan.
Kumar, calon Kongres, mengatakan pencalonan dirinya bertujuan melawan ideologi yang Kovind wakili dan wanita itu telah meminta kepada para anggota parlemen untuk memberikan suara sesuai dengan hati nurani mereka.
"Perjuanganku bagi sekularisme, kaum yang tertindas dan terpinggirkan terus berlanjut." Para pengeritik Partai Bharatiya Janata yang berkuasa dan dipimpin Modi telah lama menudingnya bias terhadap kaum Muslim di negeri itu.
Kemenangan Kovind menyempurnakan serangkaian penunjukan tokoh di posisi tinggi oleh Modi, memperkuat cengkeraman hak Hindu atas jabatan-jabatan publik seperti gubernur, menteri besar dan kepala universitas.
Awal pekan ini, BJP mengangkat seorang anggota kabinet juga dengan dukungan nasionalis Hindu yang kuat sebagai calon wakil presiden untuk mengikuti pemilihan yang akan diadakan pada Agustus.
Komunitas Dalit berjumlah sekitar 200 juta dari 1,3 miliar penduduk India. Partai Modi mendekati dan memberikan banyak peluang kepada komunitas itu sementara menyiapkan diri untuk menghadapi pemilihan umum pada tahun 2019.