REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--PT. Nissan Motor Indonesia (NMI) belum berencana mengadakan mobil bermesin bensin dan listrik (hybrid) di Indonesia.
Alasannya, harga kendaraan tersebut mahal dan belum ada pasar yang tertarik membeli mobil hybrid. Meskipun demikian, Nissan menyambut positif rencana pemerintah dalam pemberian intensif mobil hybrid kepada produsen mobil di Indonesia.
"Mobil hybrid itu tidak murah dan apakah ada orang yang mau membelinya walaupun mobil itu irit bahan bakar? Pembeli Indonesia yang penting harganya eknomis," kata Wakil Presiden Direktur Penjualan dan Pemasaran PT. NMI Teddy Irawan baru-baru ini.
Teddy mengatakan Nissansudah memiliki model mobil berbasiskan listrik yaitu Nissan Leaf yang saat ini dijual di AS, Eropa dan Jepang dengan harga sekitar 4 juta yen atau sekitar Rp. 500 juta - Rp. 600 juta.
Saat ini NMI belum memiliki rencana untuk memasarkan model Nissan Leaf di Indonesia bahkan Nissan Leaf belum masuk di pasar-pasar Asia Tenggara.
"Harga Nissan Leaf di Indonesia itu beragam tergantung banyak faktor seperti kebijakan pemerintah, pajak bea masuk dan lain-lain," katanya.
Teddy juga mengemukakan untuk menunjang mobil hybrid di Indonesia, harus terlebih dulu siap infrastruktur seperti stasiun pengisian baterai.
Dia juga menyarankan agar pemerintah menyiapkan infrastruktur seperti SPBG jika ingin memasyarakatkan penggunaan BBG sebagai pengganti BBM.
"Apakah masyarakat mau beralih jika SPBU BBG hanya 5-6 unit di Jakarta ?. Makanya itu, pemerintah harus menyiapkan infrastrukturnya terlebih dahulu," katanya.