REPUBLIKA.CO.ID, MICHIGAN -- Perusahaan otomotif asal Amerika, Ford Motor Co, secara resmi menunjuk Mark Field sebagai CEO baru perusahaan menggantikan Alan Mulally. Field mulai efektif bekerja pada 1 Juli mendatang, seperti dilansir Reuters (2/5).
Para petinggi Ford akhirnya menyepakati Field sebagai CEO baru pada Rabu, setelah sebelumnya sudah banyak diberitakan. Mulally mengatakan, proses transisi ini dipercepat dari akhir tahun karena merasa tim dan Field sudah siap.
Field mengatakan tidak akan berencana untuk mengubah tim semasa kepemimpinannya. Fokus utamanya adalah melanjutkan dan mempercepat kemajuan strategi 'One Ford' yang dibentuk Mulally. Rencana tersebut termasuk ke dalam berbagai aspek baik teknis dan desain kendaraan di seluruh dunia untuk meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya.
"Prioritas kami ke depan adalah bagaimana kita dapat mempercepat kemajuan, terus fokus pada pelaksanaan dan menjaga pipa produk tetap penuh," kata Field dalam sebuah ruangan yang dipenuhi lebih dari 400 karyawan dan wartawan di kantor pusat Ford di Dearborn, Michigan.
"Ini adalah kelanjutan cerita," tambahnya.
Kepala eksekutif Bill Ford mengaku Mulally sudah menjadi 'hall of fame CEO' selama berkarir hampir delapan tahun di Ford. Cucu pendiri Ford, Henry Ford, ini juga mengatakan dirinya akan memastikan perusahaanya tidak akan kembali ke budaya yang ia gambarkan 'lebih intrik dibanding czarist Rusia'.
Bill juga mengungkapkan penujukkan Field adalah pilihan yang tepat. Bill menggambarkan Field sebagai 'perang pengujian' dari pengalamannya sebagai kunci operasi di Amerika Utara.
Hingga masanya berakhir Mulally mengaku belum memutuskan rencanya ke depan. Dia percaya dengan Field sebagai penggantinya. "Saya tak perlu mengajarinya," kata Mulally.
Mulally mulai bergabung ke Ford pada tahun 2006 setelah sebelumnya berkarir di Boeing Co. Catatan karirnya di Ford cukup cemerlang. Pria berusia 68 tahun ini pernah membuat Ford menduduki posisi ke-2 di industri otomotif, bahkan berhasil mengantongi keuntungan sebelum pajak hingga 8 miliar dolar AS.