REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Datsun Risers Expedition (DRE) mengawali ekspedisi pada 2015, telah menempuh 150 ribu dan mengunjungi 150 kota. Setelah mengunjungi beberapa kota, gelaran ekspedisi terakhir dengan menjelajahi keindahan alam dan kebudayaan di Makassar.
Head of Marketing Datsun Indonesia Christian Gandawinata mengatakan di tahun kedua ini ekspedisi dimulai dari Aceh, Lampung, Malang, Cirebon dan berakhir di Makassar. "Sulawesi Selatan dipilih karena memiliki segalanya, mulaui dari surga tersembunyi hingga tradisi yang masih terjaga selama beberapa abad. Ini tempat yang sempurna untuk merasakan performa mobil Datsun MY 2016, mulai dari mesin performa dan suspensi nyaman untuk melewati beragam kondisi jalan," ujarnya di Makassar.
Menurutnya, kota Makassar memang menjadi target bagi kakak beradik Low Cost Green Car (LCGC) dalam menjajal kemampuannya. Ada empat mobil tetap dan belum pernah diganti, yang terdiri dari Go dan Go Panca selama kegiatan DRE. Seri terakhir dalam DRE 2 ini akan menjadi iring-iringan kendaraan yang akan berjajar mengelilingi Sulawesi Selatan selama tiga hari ke depan.
"Kami ingin membuktikan kehandalan Datsun sebagai partner. Selain juga berharap agar seluruh pengalaman ini dapat memberikan inspirasi untuk selalu melestarikan budaya dan keindahan alam Indonesia," kata Christian. Ia menjelaskan, tentu ada perbedaan yang diberikan pada DRE kali ini dengan sebelumnya. Yang mana, pada tahap awal ekspedisi lebih bermain ke jarak tempuh selama berlangsungnya DRE.
Perbedaan paling mencolok ialah perjalanan lebih inspiratif, seperti lebih dalam mengenai kulture pada satu provinsi. Ditambah juga dengan terus mencari local hero atau siapapun yang melakukan sesuatu bermanfaat pada daerahnha sendiri.
Selama ekspedisi, risers menjelajahi tempat-tempat berikut:
- Fort Rotterdam, benteng peninggalan Kerajaan Gowa dari abad ke-17 yang berdiri megah di pantai barat Makassar
- Rammang-Ramang, Maros, area karst terbesar kedua di dunia
- Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, yang dijuluki sebagai “Kingdom of Butterflies oleh naturalis asal Inggris, Alfred Russel Wallace, yang menjadi simbol keindahan Pulau Sulawesi
- Kunjungan sosial di mana Datsun mendonasikan buku dan risers mengajar anak-anak setempat di Kelas Inspirasi Datsun
- Tana Beru, Bulukumba, untuk mengenal Pinisi, kapal layar khas tradisional Indonesia yang dibuat dengan tangan oleh Suku Bugis
- Pantai Tanjung Bira, termasuk pulau Liukang Loe, di mana risers berkesempatan untuk mengunjungi penangkaran penyu
- Menyimak Sinrilik, karya sastra berbentuk prosa dari Makassar yang bercerita mengenai kepahlawanan, serta dibawakan dengan atau tanpa iringan lagu. Sinrilik akan ditampilkan oleh Sanggar Sirajuddin, yang didirikan oleh almarhum Sirajuddin, seorang maestro Sinrilik.