Selasa 26 Dec 2017 20:18 WIB

Saat Ini Perlukah Membeli Mobil Diesel?

Rep: Rossi Handayani/ Red: Winda Destiana Putri
Kendaraan diesel. Ilustrasi
Foto: Express
Kendaraan diesel. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Reputasi kendaraan diesel telah ternoda dimulai pada skandal diesel VW pada 2015 lalu. Hal itu terungkap saat VW telah menggunakan perangkat pada mobil dieselnya untuk menipu uji emisi di laboratorium.

Kejadian tersebut menyebabkan pengungkapan lebih lanjut tentang dampak berbahaya dari diesel, dan tingkat polutan yang dikeluarkan. Mobil diesel khas memancarkan emisi Karbon dioksida (CO2) lebih sedikit dari pada mobil bensin, namun menghasilkan lebih banyak nitrogen oksida yang berbahaya bagi manusia, dan lingkungan. Emisi ini diperkirakan berkontribusi pada kematian dini sekitar 40 ribu orang di Inggris setiap tahunnya.
 
"Mobil diesel mengalami masa-masa sulit di pers setelah pengumuman anggaran dan kenaikan pajak mobil. Meski masih menjadi pilihan tepat bagi banyak pengemudi. Banyak pengemudi menemukan bahwa memiliki mesin diesel sangat menguntungkan secara finansial," kata Jonathan Allbones, Direktur The Car People, dilansir dari laman Express, Selasa (26/12).
 
Informasi yang kini terungkap menjadi banyak pertimbangan bagi orang untuk mempertahankan atau membeli mobil diesel. Untuk lebih jelasnya, situs supermarket mobil The Car People telah menggariskan sejumlah pro dan kontra terkait mobil diesel:
 
Efisiensi
Jika Anda menempuh perjalanan jauh secara teratur maka Anda mungkin masih lebih baik dengan menggunakan mobil diesel, karena biasanya lebih hemat secara ekonomi dibandingkan bensin.
 
Apabila mengemudikan mobil diesel lebih dari 12 ribu mil per tahun, Anda bisa menghemat 1.000 pound (Rp 18 juta) dalam satu atau dua tahun. Tapi jika jarak tempuh Anda sekitar 6.000 mil per tahun, bisa membawa Anda sekitar empat tahun untuk menghemat pada jumlah yang sama.
 
Emisi
Emisi adalah pertimbangan besar saat membeli mobil. Dengan bangkitnya mobil listrik, dan upaya terus-menerus produsen untuk mengurangi emisi bahan bakar, selalu penting untuk mempertimbangkan dampak yang dimiliki mobil diesel terhadap lingkungan.
 
Meskipun diesel menghasilkan 20 persen lebih sedikit CO2 daripada kendaraan bensin, diesel tetap menghasilkan partikel kecil yang terkait dengan sejumlah gangguan pernapasan seperti asma. Kecuali jika Anda menggunakan kendaraan ini untuk perjalanan jauh secara teratur. Namun, perlu dicatat bahwa mobil diesel bukanlah pilihan terbaik bagi lingkungan.
 
Biaya dan penyusutan
Mobil diesel biasanya lebih mahal untuk dibeli daripada mobil bensin. Namun, mereka cenderung mempertahankan nilai jual kembali yang lebih baik dari waktu ke waktu, memberikan nilai jual yang lebih tinggi.
 
Saat mempertimbangkan mobil diesel, ingatlah biaya perawatannya, karena beberapa masalah mungkin memerlukan mekanik spesialis yang mungkin sedikit lebih mahal, daripada mekanik biasa.
 
Sebagai tambahan, sementara ini mungkin benar di masa lalu bahwa mobil diesel mempertahankan nilainya lebih baik daripada bensin, namun ada dampak negatif pajak baru dan reputasinya yang sekilas dapat membahayakan nilai keseluruhan mobil diesel dari waktu ke waktu.
 
Mobil Baru
Mobil diesel baru yang memenuhi standar EU6 jauh lebih sedikit merusak kesehatan masyarakat, daripada yang digambarkan dalam berita. Kendaraan diesel juga dilengkapi dengan Diesel Particulate Filter (DPF) yang mengubah sebagian besar NOX yang dihasilkan dari mesin menjadi nitrogen dan air yang tidak berbahaya.
 
Filter ini cenderung bekerja lebih efisien bila catalytic converter lebih panas, sehingga lebih cocok untuk jarak mengemudi dan tidak berhenti/start traffic.
 
"Mengendarai mobil diesel juga memberi banyak supir kepercayaan pada kenyataan bahwa mesinnya dipersiapkan untuk perjalanan lebih lama. Saran kami bukan untuk mengesampingkan mobil diesel langsung tapi untuk mengevaluasi kebutuhan berkendara Anda dan diskusikan dengan diler mobil Anda sebelum melakukan pembelian," ujar Jonathan Allbones.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement