Kamis 02 Jun 2022 20:49 WIB

60 Persen Listrik di di Indonesia Masih Berasal dari Batu Bara

Sumber pengisian mobil listrik di Indonesia masih berasal dari batu bara.

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas mengecek mobil bertenaga listrik dalam pameran Festival Energi Terbarukan [RE]Spark di Jakarta, Kamis (2/6/2022). Kegiatan tersebut dalam rangka memfasilitasi startup energi terbarukan yang telah tergabung dalam program inkubasi dan akselerasi New Energy Nexus Indonesia serta mitra-mitra startup inovatif lainnya untuk menunjukan inovasinya demi tercipta ekonomi hijau di Indonesia.
Foto: ANTARA/Sigid Kurniawan
Petugas mengecek mobil bertenaga listrik dalam pameran Festival Energi Terbarukan [RE]Spark di Jakarta, Kamis (2/6/2022). Kegiatan tersebut dalam rangka memfasilitasi startup energi terbarukan yang telah tergabung dalam program inkubasi dan akselerasi New Energy Nexus Indonesia serta mitra-mitra startup inovatif lainnya untuk menunjukan inovasinya demi tercipta ekonomi hijau di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam berbagai kalangan masyarakat, masih ada polemik soal electric vehicle (EV) atau mobil listrik. Salah satunya mengenai seberapa ramah lingkungan kah EV tersebut.

Meski mobil listrik tak memiliki knalpot, tapi EV membutuhkan energi listrik yang dihasilkan dari berbagai sumber. Salah satunya sumber yang kurang ramah lingkungan seperti batu bara.

Baca Juga

Artinya, EV bisa dikatakan tanpa emisi jika digunakan di negara yang tak lagi memproduksi listrik dari sumber yang kurang ramah lingkungan. Di Indonesia, saat ini EV belum bisa dikatakan sebagai kendaraan tanpa emisi jika ditinjau dari hulu ke hilir.

Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementrian ESDM, Dadan Kusdiana mengatakan, saat ini batu bara masih jadi salah satu sumber utama dalam produksi listrik.

"Saat ini 60 persen produksi listrik di Indonesia masih menggunakan batu bara," kata Dadan dalam Festival Energi Terbarukan yang digelar di Jakarta pada Kamis (2/6).

Mengingat masih tingginya kontribusi batu bara, maka diperlukan sinergi dari berbagai stakeholder untuk menghadirkan pembangkit listrik yang lebih ramah lingkungan. Dengan begitu, penggunaan batu bara dalam produksi listrik bisa terus ditekan.

"Penggunaan batu bara akan kami kurangi secara bertahap. Sebagai gantinya, kita akan meningkatkan produksi listrik dari sumber yang lebih ramah lingkungan seperti energi baru terbarukan atau EBT," ucapnya.

Nantinya, kata dia, jika EBT telah jadi pengganti batu bara, maka Indonesia bisa menghasilkan listrik dengan output yang lebih besar dari sumber yang lebih variatif dan merata. Sehingga, spirit untuk jadi negara nett zero emission bisa tercapai dengan optimal.


Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ اٰمِنُوْا بِمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ قَالُوْا نُؤْمِنُ بِمَآ اُنْزِلَ عَلَيْنَا وَيَكْفُرُوْنَ بِمَا وَرَاۤءَهٗ وَهُوَ الْحَقُّ مُصَدِّقًا لِّمَا مَعَهُمْ ۗ قُلْ فَلِمَ تَقْتُلُوْنَ اَنْۢبِيَاۤءَ اللّٰهِ مِنْ قَبْلُ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ
Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Berimanlah kepada apa yang diturunkan Allah (Al-Qur'an),” mereka menjawab, “Kami beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami.” Dan mereka ingkar kepada apa yang setelahnya, padahal (Al-Qur'an) itu adalah yang hak yang membenarkan apa yang ada pada mereka. Katakanlah (Muhammad), “Mengapa kamu dahulu membunuh nabi-nabi Allah jika kamu orang-orang beriman?”

(QS. Al-Baqarah ayat 91)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement